"Ngapain malem-malem ke sini?" Ann
menapakkan kaki menuruni undakan di
depan panti, kemudian duduk di samping
laki-laki itu. "Dingin tau. Lo, kan, masih
sakit."
"Nggak bisa tidur," jawab Shaka singkat.
Matanya memandang konstan ke depan,
ke halaman panti, tempatnya bermain
dulu. Perlahan, sudut bibirnya tertarik
mengingat masa-masa bahagianya
sewaktu masih di sini.
"Kenapa senyum-senyum sendiri?" tanya
gadis itu.
Shaka menggeleng pelan. "Enggak. Cuma
nggak nyangka aja bisa ke sini lagi."
"Sebenernya, tadi kita mau bawa lo rumah
sakit. Cuman karena jaraknya jauh,
jadi Bang Andra ngide bawa lo ke panti,
karena lebih deket juga, kan?"
Dan soal masker oksigen tadi, sebetulnya
Andra memang selalu membawanya
di mobil untuk jaga-jaga. Bukan hanya
masker dan tabung oksigen portabel,
kakaknya itu juga selalu siap sedia
sekotak lengkap P3K. Siapa tahu,
sewaktu-waktu dibutuhkan.
Gadis itu terdiam beberapa saat. "Maaf,
ya," ucapnya.
"Buat apa?"