"Aku kepikiran lagi soal Bang Arsa," jujur Sandra, "Kak, kali ini jawab yang bener ya. Menurut Kak Ali aku harus apa? Aku bener-bener mau bantu tapi gak tau harus dengan cara apa."
Ali menghela napas. "Gue gak bisa bilang apa-apa, karena seperti yang tadi gue bilang, itu urusan hatinya mereka. Kita gak berhak ikut campur."
Bahu Sandra merosot, wajahnya berubah murung. Sebenarnya ia sangat mengharapkan saran dari Ali, tapi sepertinya cowok itu tidak mau ikut campur dalam urusan tersebut. Lagipula, yang dikatakan cowok itu ada benarnya juga, itu masalah hati, dan hanya pemilik hati itulah yang bisa menyelesaikan masalah tersebut.
"Lo percaya gak sama bahasa sentuhan?" tanya cowok itu kemudian, "Katanya, kalau kita nyentuh sesuatu yang istimewa buat kita, rasanya akan beda."
Sandra menggelengkan kepala pelan. "Emang ada ya yang kayak gitu?"
Ali terdiam beberapa saat, tampak berpikir. Ia kemudian beranjak dari tempat duduknya. "Gue tinggal sebentar ya."
Cewek itu mengangguk.