Luna mulai turun dari motor Sakti. "Nih, helmnya."
Sakti menerima helm milik Luna. Tangannya bergerak mengacak gemas rambut Luna. "Jangan lupa, di makan ya sosisnya."
Luna mengangguk sambil tersenyum. "Iya Sakti, Luna bakal makan sosisnya."
"Oh iya, untuk boneka yang kamu mau itu nanti ya. Aku janji, bakal beli bonekanya."
"Sakti, kalo gak beli juga gak apa-apa. Sekarang, Luna kayanya udah gak mau boneka itu. Takut."
"Takut?" Sakti menaikkan satu alisnya.
Luna mengangguk pelan. "Iya, takut. Luna suka repotin Sakti, dan itu buat Luna takut. Takut, kalo Luna trrlalu nuntut minta ini dan itu sama Sakti. Maaf ya, Sakti." Luna menundukkan kepalanya.
Sakti terkekeh. Dia mencubit hidung Luna yang pesek. "Gemes banget. Denger ya, aku gak pernah direpotin kamu. Malahan, direpotin kamu itu buat aku bahagia. Jadinya, aku keseringan deket sama kamu deh."
Luna menggelengkan kepalanya. "Terlalu bergantung sama orang itu gak baik, Sakti."