Luna mengangguk pasrah. Dia berjalan melangkahkan kaki ke arah motor ninja Sakti. Setelah dia naik dan memakai helm, motor pun dimajukan dengan kecepatan sedang.
Di jalan, Luna hanya bisa memandang awan putih di langit-langit cerah. Matanya terpaku melihat indahnya cuaca. Tapi ... Apa keindahan langit akan membantu Luna lolos dari siksaan keluarganya nanti? Ah, Luna jadi ingat itu. Bagaimana nasib Luna, saat ia pulang? Apalagi, pagi tadi Luna tak sempat berpamitan pada mereka.
Motor Sakti berhenti tepat di depan toko buku. Luna mulai turun dari motor dengan perasaan bingung.
"Sakti mau beli buku yah?" tanya Luna memandang wajah Sakti.
Sakti mengangguk. "Iya, kamu tunggu bentar oke, aku gak lama kok."
***
Luna dan Sakti kini sudah sampai di depan halaman rumah megah. Tentu saja itu rumah Luna. Mm ... Maksudnya rumah keluarga Satriawito.
Setelah memberikan helm pada Sakti, kini wanita itu tersenyum canggung ke arah kekasihnya. "Sakti, kam--"