Disini Jia sekarang, di kamar Vito untuk membujuk cowok itu. Dia tidak tau letak kesalahannya di mana sampai Vito mode ngambek seperti ini, kalaupun dia ada salah yang ngambek juga dia bukan Vito.
"Vito mau apa seblak atau sianida?" tanya Jia dengan sarkas, kesabarannya sudah habis jadi tidak ada lagi Jia yang lembut dan kalem.
Vito yang diajak berbicara hanya melirik Jia sekilas tanpa berniat menjawab, membuat Jia semakin kesal.
"Kalau mau sianida, mau taruh di kopi atau di es krim? aku saranin di es krim aja biar masuk ke mulut langsung nyut.... Mampus!" cibir Jia dengan kesal.
Sekarang sudah jam enam berarti sudah dua jam lamanya dia membujuk Vito, tapi lihat yang di bujuk masih ngambek kayak bebek.
"Ehh jangan dong, nanti siapa yang anter jemput aku, siapa yang ngingetin aku makan, siapa yang apelin aku." Jia menarik ucapannya yang merekomendasikan sianida untuk Vito, jika Vito sudah tiada bisa-bisa Jia jadi calon janda padahal belum kawin.