"Syarat apa?"
Tanpa diduga, Marko dengan lancang
memaksakan tangannya membelai pipi
gadis itu. "Jadi cewek gue." Tangan itu kini
bergerak turun, melintas ke sepanjang
leher Ann hingga ke dada.
Ann dengan cepat menepis tangan lancang
itu dan menyentaknya tubuhnya berdiri.
"Ngaco lo!" bentaknya. "Lo kira gue cewek
apaan sampe mau digituin?! Anjing lo!"
"Kenapa? Bukannya lo udah
pernah digituin, ya?" balas laki-laki
berkacamata tebal itu. "Oh, bukan cuma
pegang-pegangan, ciuman malah--"
Plakk!
Ann yang geram langsung melayangkan
tamparan pada pipi Marko. "Jaga omongan
lo, ya! Gue bukan cewek rendahan! Gue
punya harga diri!" murka gadis itu. "Lo
sendiri juga pasti tau, kejadiannya sama
sekali nggak kaya gitu. Gue nggak pernah
ada niatan buat nyium cowok itu. Gue
ngelakuin itu buat kasih napas buatan
ke ke dia, karena dia hampir aja mati!"
Ia menggeleng pelan, merasa tak ada
gunanya menjelaskan apa pun ke laki-laki
picik itu.