Arshaka Gibran Keenandra namanya. Bocah laki-laki tiga belas tahunan berambut sedikit ikal yang kini tampak kepayahan mengatur pola napas. Menghalau sesak yang lagi-lagi menghantam dada. Deru napas yang cepat membuat keringat sebesar biji jagung memenuhi area sekitar pelipis.
Di sudut ruangan bercahayakan lampu kuning temaram itu, ia menangis dalam diam. Duduk meringkuk di sana sambil terus mencengkram lutut dengan telapak basah, kuat sekali hingga ujung-ujung kukunya meninggalkan luka gores. Sakit.
Namun, itu sama sekali tak sebanding dengan apa yang harus bocah itu hadapi sekarang.
"Dasar anak nggak berguna!" Pria setengah baya yang Shaka panggil sebagai Papa itu melangkah cepat menghampiri, dan dengan kasar menyambar kerah baju anak itu, menyeretnya berdiri. "Saya cuma kasih kamu satu tugas, jagain anak saya. Tapi, itu aja kamu nggak becus!" bentaknya.