"Apa kamu hanya menganggap aku sebagai sahabat kamu?" tanya Ali.
"Karena kamu menganggap aku seperti itu, maka aku akan beranggapan sama seperti kamu." ucapku dan hendak melanjutkan kembali langkahku.
"Lalu bagaimana jika aku menganggap kamu lebih?" ucapan Ali lagi-lagi membuat langkahku terhenti.
"Kamu adalah wanita yang sangat istimewa bagiku, kamu adalah wanita yang berharga setelah Umi dan adikku." sambungnya membuat air mataku mengalir begitu saja dengan air hujan yang mengalir dipipiku.
"Jangan pernah bohongi hati kamu, wanita istimewa dan berharga tidak lebih penting dari wanita yang kamu sayangi bukan?" ucapku, Ali hendak menjawabnya namun aku sudah lebih dulu memotongnya.
"Sebaiknya kamu antar Siska, kamu gak mau bukan kalau wanita yang kamu sayang sampai sakit?" sambungku.
"Aisyah... Aku mohon dengerin penjelasan aku, aku mohon kamu jangan pergi dulu." ucap Ali memohon.