Harusnya ia sadar, mana ada yang akan berbuat sampai sebaik itu untuk orang tak dikenal kalau memang bukan karena ada maksud apa-apa. Tidak ada sesuatu yang gratis di dunia ini. bahkan kebaikan pun memerlukan harga, setidaknya itu menurutnya.
Nara tak kenal dengan Satria. Dan Nara yakin Satria juga demikian. Jadi untuk apa Satria akan repot-repot menjaganya beberapa hari terakhir? Pasti ada sesuatu di baliknya kan? Pasti ada yang menyuruhnya.
Sebelum ini, Nara hanya bisa menduga, membiarkan pikiran-pikiran itu berseliweran di kepala tanpa merasa penting untuk menggubrisnya.
Tapi ia sudah mengerti sekarang. Kedok pria itu sudah terbongkar.
Nara ingin sekali berlari ke arah pria itu dan langsung melabraknya. Namun hasrat itu buru-buru ia tahan. Ia memutuskan untuk menunggu hingga pria itu sendirian. Dibanding dengan menuding dan memarah-marahi Satria, ia lebih ingin untuk menghilangkan pandangan sejauh-jauhnya dari pria paruh baya yang tampak mengobrol dengan Satria sekarang.