Chereads / Love in Light & Darkness by 勇 / Chapter 2 - Gerhana Bintang (Stellar Eclipses)

Chapter 2 - Gerhana Bintang (Stellar Eclipses)

Kerajaan Vos Lunar - Daratan Esperer Ieger.

Apa kau pernah mendengar cerita, bahwa bintang adalah prajurit langit yang melindungi bulan sang raja cahaya di langit malam?.

Tentu saja tidak pernah, dan untuk Carissa ia baru mengetahui cerita itu yang merupakan bagian dari sejarah kerajaan Vos Lunar, dimana seorang pahlawan lahir di negeri ini.

Cerita berawal saat seluruh negeri di daratan Eseperer Ieger di selimuti oleh ketakutan karena kegelapan telah menelan seluruh negeri dan malam tanpa akhir selama seratus tahun menyelimuti. Tak hanya itu, mereka juga dihadapkan oleh berbagai monster kegelapan yang muncul dan menyerang setiap negeri, menebar kebencian dan ketakutan. Membuat manusia saling membunuh satu sama lain.

Semua itu terjadi karena Obscurite sang penguasa kegelapan telah berhasil menelan bulan sang raja cahaya kedalam kegelapan, yang dimana para bintang juga tertelan kegelapan dan tak lagi mampu melindungi bulan.

Malam tanpa cahaya pun berlangsung sepanjang seratus tahun lamanya, bahkan pagi tak pernah muncul.

Hingga seseorang yang menggunakan topeng menghunuskan pedangnya yang bercahaya lalu menebas sang Obscurite Regle bersamaan dengan kegelapan yang menyelimuti, hingga malam pun kembali memiliki cahaya, dimana bulan dan bintang kembali bercahaya, menerangi langit malam.

Sang penguasa kegelapan pun hilang, namun ia berjanji akan kembali menelan seluruh negeri dengan kegelapan di hari kebangkitan keduanya setelah seratus tahun berlalu.

Untuk beberapa saat semua orang bergembira, namun setelah pahlawan bertopeng telah menghilang juga tak lama setelah kematian Obscurte Regle, semua orang kembali dihadapkan dengan ketakutan. Hingga seorang pemuda muncul dan menyatakan bahwa dirinya adalah tangan kanan pahlawan bertopeng dan memerintahkan semua orang untuk tidak tenggelam dalam perasaan takut karena pahlawan selanjutnya akan muncul, dengan ciri-ciri ia yang diberkahi cahaya dan memiliki sihir cahaya yang besar.

Dan setelah hampir serratus tahun akan berlalu, seorang bayi lahir dengan dipenuhi oleh cahaya.

"Dan bayi itu adalah aku?," batin Carissa sambil terus membaca buku sejarah kerajaan Vos Lunar.

Carissa pun akan resmi di nobatkan sebagai pewaris tahta juga orang yang akan mengalahkan Obscurite Regle yang diperkirakan akan bangkit setahun lagi untuk memenuhi janjinya menelan seluruh negeri dengan kegelapan seperti seratus tahun lalu

"Lalu ritual pemberkatan cahaya kemarin... untuk mencegah penguasa kegelapan bangkit lebih awal?," batin Carissa bertanya-tanya karena pemberkatan cahaya yang di lakukan kemarin malam adalah agar bintang tak mengalami gerhana bintang yang dimana orang-orang menyebutnya tertelan kegelapan, agar para bintang bisa menjaga bulan tetap bercahaya adalah untuk mencegah penguasa kegelapan bangkit lebih awal. Dimana yang harus di lakukan Carissa di malam itu adalah menyebarkan kekuatan cahayanya untuk dapat diserap oleh para bintang juga.

Namun karena hal tak terduga menghampiri Carissa, ritual itu dibatalkan dan hari ini ritual akan kembali dilaksanakan. Tepatnya pada malam hari tepat dibawah sinar rembulan.

Penjagaan telah diperketat dan sihir pelindung juga telah dipasang secara berlapis-lapis untuk menghindari hal buruk seperti kemarin terulang kembali, dimana tiga orang berjubah itu diyakini adalah anak buah penguasa kegelapan yang sudah tak sabar menunggu kebangkitan tuan mereka dan memilih untuk mengacaukan upacara ritual pemberkatan cahaya agar bintang dan bulan tertelan kegelapan dan malam akan menjadi sangat gelap dimana penguasa kegelapan akan bangkit.

"Putri Carissa… anda disini ternyata. Tolong bersiap untuk upacara malam ini, Putri. Ayo kembali ke ruangan anda," ucap Lily pelayan Wanita yang melayani segala kebutuhan Carissa.

Carissa menutup bukunya dan menurut kembali. Untuk saat ini ia memilih untuk mengikuti apa saja yang terjadi karena ia belum mengetahui banyak hal tentang kehidupan barunya itu. Lagipula Carissa merasa sejarah yang ia baca tadi hanyalah dongeng dan ritual ini hanya sebuah tradisi, jadi Carissa hanya mengikutinya dengan senang hati dan berharap ia dapat hidup dengan sedikit damai kali ini.

Setelah sampai di ruang ganti pakaian, Carissa segera digantikan bajunya dengan sebuah gaun berwarna putih polos dengan tambahan sebuah jubah berwarna putih juga yang dihiasi dengan sulaman indah berwarna emas berbentuk konstelasi bintang dan di belakang jubah terdapat sulaman besar berwarna perak berbentuk fase bulan. Tak lupa mahkotanya yang terbuat dari berlian dan platinum dengan bentuk tetesan embun dan bulan di puncaknya dengan bentuk bulan sabit, dimana disekeliling bulan itu berbaris indah berlian berbentuk bintang seolah mereka adalah penjaga bulan.

Setelah selesai Carissa segera dikawal menuju altar upacara ritual pemberkatan cahaya. Yang terletak di tengah istana dimana altar itu sudah ada sejak seratus tahun berlalu yang dibangun oleh pahlawan bertopeng yang tidak pernah diketahui identitasnya, yang pasti semua orang menghargainya dan sering menyebutnya dengan sebutan pahlawan cahaya.

Setelah sampai ditengah Altar, Carissa dapat melihat langsung bulan yang begitu besar bersinar di atas kepalanya di langit malam itu, membuat Carissa terpesona karena keindahannya yang tak pernah ia lihat sebelumnya selama sepanjang dirinya hidup.

"Kesatria Basten Lambert silahkan melakukan pemberkatan dengan pedang cahaya," ucap seseorang yang memimpin upacara.

Orang yang dipangggil Basten itupun menghampiri Carissa dengan gagah membawa sebuah pedang berwarna putih dengan hiasan emas dan batu safir.

"Tuan putri silahkan duduk kehormatan," ucap Basten dengan sopan dan Carissa pun menurutinya.

Setelah itu, Basten mengeluarkan pedang cahaya yang dimana pedang itu dikatakan benar-benar milik pahlawan bertopeng dan diturunkan secara turun temurun kepada orang yang bisa menjaga dan mewarisinya, dan keluarga bangsawan Lambert adalah yang terpilih.

Basten pun mengucapkan kata-kata yang bagi Carissa masihlah asing dan ia tidak terlalu mengerti apa yang diucapkan Basten, namun setelah Basten selesai mengucapkan kata-kata itu, pedang yang ia genggam dan ia berkati kepada Carissa bercahaya dengan terang dan Carissa entah kenapa dapat merasakan sebuah kehangatan dan sebuah perasaan rindu yang sangat mendalam dari pedang itu.

Matahari yang menguasai pagi…

Bulan yang menyinari malam…

Bintang sang penjaga raja cahaya…

Berkahi kami dengan tiga cahaya suci…

Telanlah kegelapan dalam dekapan abadi…

Auris…

Setelah pedang itu yang bercahaya, Carissa dapat merasakan sesuatu mengalir dalam tubuhnya lalu keluar, dan tubuh Carissa pun sepenuhnya diselimuti cahaya dimana cahaya itu terus naik membentuk sebuah bola cahaya dan saat bola cahaya itu telah berkumpul menjadi sebuah bola cahaya yang memiliki besar hampir seperti bulan, Basten pun menusuk bola cahaya itu dengan pedang cahaya sehingga bola cahaya itu pecah dan menyebarkan seluruh cahaya yang terpecah ke seluruh negeri dan langit seolah sebuah cahaya bulan telah memberkati untuk memberikan kekuatan bagi seluruh prajurit bintangnya yang tersebar di seluruh langit dimanapun langit itu berada sebagai atap yang melindungi sebuah negeri.

"Selalu ada cahaya bagi orang yang mau melihatnya, bahkan di dalam kegelapan sekalipun."

Saat bola cahaya itu pecah, Carissa dapat mendengar seseorang berkata padanya dengan samar dimana ia merasa tak asing dengan suara itu, ia bahkan berusaha mencari sumber suara itu dengan menolehkan kepalanya kesana kemari dan kedua mata indahnya yang menyusuri seluruh penjuru yang bisa ia gapai namun ia tak dapat menemukannya, lagipula ia juga tidak tau siapa yang berbicara dengan begitu lembut padanya itu, sampai-sampai Carissa merasakan hangat di hatinya dan membuat Carissa meneteskan air mata karena ia begitu merasakan kerinduan pada suara yang tidak ia kenal itu.

"Selalu ada cahaya bagi orang yang mau melihatnya, bahkan di dalam kegelapan sekalipun," guman Carissa mengulangi kata-kata itu sambil memandang bulan yang begitu cerah dengan dirinya dikelilingi pecahan-pecahan cahaya yang menyebar seperti kunang-kunang mengelilinginya.

Carissa meremas jubahnya dengan perasaan yang sulit ia jelaskan, namun ia merasa seseorang telah memberitahunya bahwa sekalipun dirinya penah hidup di dalam kegelapan, dirinya masih bisa melihat cahaya. Dirinya begitu terharu karena merasa masih boleh memiliki harapan dan menyentuh cahaya setelah kehidupannya yang diselimuti kegelapan.

"Apakah kamu ingin melihat cahaya?."

"Ya. Aku mau melihatnya!."

"Kalau begitu tersenyumlah bersama cahaya…"

Carissa pun terjatuh dan tak sadarkan diri setelah menjawab kata-kata samar itu.

***

"Selamat malam putri Carissa, dan selamat beristirahat. Semoga cahaya melindungimu…" ucap seseorang pada Carissa yang setengah sadar melihat bahwa dirinya telah berada di kamar dan telah terbaring di tempat tidurnya. Setelah di selimuti Carissa pun kembali tertidur karena ia begitu merasa mengantuk dan lemas seolah seluruh energinya terkuras habis.

"Siapa itu?," batin Carissa yang dengan samar melihat seseorang yang menyelimutinya dengan pakaian seorang pelayan lalu ia pun kembali terlelap.

Jika saat terbangun kemarin, Carissa melihat senyuman dibawah matahari, kini dirinya yang sebelum terlelap telah melihat sebuah senyuman yang sama seperti saat dirinya terbangun, namun kali ini senyuman samar itu berada dalam cahaya rembulan yang sama hangatnya.

Carissa pun tertidur dengan tersenyum setelah melihat senyuman hangat dibawah sinar rembulan malam ini sebagai pengantar tidurnya itu sebelum ia tenggelam dalam mimpi-mimpi yang membuatnya kembali merasakan kerinduan pada sosok yang tidak ia kenal, namun ia begitu dekat dengannya.

Siapapun itu, Carissa sangat yakin bahwa sosok itu adalah orang yang mencintai Carissa dengan begitu tulus.

"Kuharap aku bisa segera bertemu denganmu, cahayaku…."