Hari itu juga Davin memesan tiket pesawat ke Belanda. Tidak banyak yang ia tanyakan kepada gadis yang terus saja menangis di sepanjang jalan menuju bandara. Bahkan Davin kebingungan cara untuk menenangkan gadis itu. Seperti ada yang hancur di dalam hidup Alisa setelah mendapatkan kabar jika Nico berada di rumah sakit. Bahkan Alisa tidak sempat menceritakannya pada Davin.
Sesekali Davin melirik kepada Alisa yang menyandarkan kepalanya di atas bahunya. Gadis itu terlelap sejak pesawat yang membawanya ke Belanda, terbang meninggalkan bandara.
Dengan ragu Davin mencoba membelai lembut kepala Alisa yang berada di bahunya. Menyingkirkan anak-anak rambut yang berhamburan menutupi wajahnya.
"Alisa!" lirih Davin perlahan menjatuhkan kecupan pada kening gadis yang sepertinya kelelahan menangis itu.
Hampir 15 jam pesawat yang membawa Alisa dan Davin akhirnya tiba di bandara schiphol Belanda.
"Tuan, Tuan!"