Chereads / Sang Penjerat Cinta / Chapter 28 - 28. Habisi Dia

Chapter 28 - 28. Habisi Dia

Altea tengah duduk di atas sofa dan dia melihat ke arah wanita itu yang sedang berbicara dengan wanita tua itu. Setelah selesai wanita itu berjalan mendekat ke arahnya dan duduk tepat di samping Altea sembari memberikan segelas cokelat hangat.

"Mereka sudah tidur?" tanya Altea pada wanita itu.

Wanita itu menganggukkan kepalanya dan mengatakan jika kedua anaknya sudah terlelap dan juga dia mengatakan jika sang ibu juga sudah masuk ke dalam kamarnya. Dia melihat ke arah Altea sejenak untuk melihat kembali dan menegaskan semua penilaiannya terhadap Altea.

"Siapa kau sebenarnya? Mengapa kau ada di daerah kekuasaan Hector?" tanya wanita itu pada Altea.

Altea terkejut dengan apa yang ditanyakan oleh wanita itu tetapi dengan cepat dia mengubah semua itu. Dia pun melihat ke arah wanita itu dan menilai apakah dia harus membunuhnya atau tidak karena wanita itu sudah mulai bertanya akan dirinya.

"Jangan khawatir aku tidak akan membuatmu dalam kesulitan dan aku tahu jika saat ini kau pasti sedang berpikir akan membunuh aku atau tidak," Wanita itu kembali berkata pada Altea.

"Sebenarnya aku tidak berhak bertanya padamu karena semua itu adalah masalah pribadimu," Altea berkata pada wanita itu.

Wanita itu tersenyum dan dia mengatakan jika dirinya sudah bisa menilai jika Altea bukan wanita biasa. Sebab dia bisa menilai dengan baik siapa saja wanita yang ada di dekatnya karena dia sudah terlatih untuk bisa mengenali siapa saja orang yang ada di depannya.

Dia mengatakan jika kemampuan yang dimilikinya adalah sebuah anugerah tetapi terkadang dia berpikir jika semua itu adalah keburukan. Sebab dengan semua kemampuan yang dimilikinya dia menjadi sasaran orang-orang yang tidak menyukainya.

"Namun, aku tidak menyesali dengan apa yang aku miliki dan juga mereka berdua yang sudah membuat hidupku merasa berarti," Wanita itu berkata sembari menghela napasnya.

"Mengapa kau tidak mengikuti apa yang dikatakan oleh pria itu?" Altea kembali bertanya pada wanita itu.

Wanita itu tersenyum lalu dia berkata, "Apabila aku kembali maka mereka semua akan kembali menyerangku dan itu tidak masalah bagiku tetapi mereka pasti akan menyerang anak-anak."

Altea kembali mendengarkan apa yang dikatakan oleh wanita itu dan dia merasa jika semua yang sudah dialami oleh wanita itu tidak semudah yang dipikirkan. Begitu banyak orang yang ingin menghancurkannya dan wanita itu sudah berjuang hingga detik ini dan memutuskan untuk pergi demi kebahagiaan dan keselamatan kedua anaknya.

"Sudah larut malam dan sebaiknya kau beristirahat," Wanita itu berkata pada Altea sembari beranjak dan berjalan menuju kamarnya.

Altea masih duduk di atas sofa dan memikirkan apa yang sudah dibicarakan oleh wanita tadi, dia merasa semuanya masih memerlukan perjuangan dan juga keberuntungan. Dia yakin jika musuh dari wanita itu tidak akan tinggal diam dan akan menyerang dan dia tidak tahu kapan mereka semua akan bergerak.

"Aku berharap jika kalian semua yang ada di rumah ini bisa hidup bahagia," Altea berkata sembari berdiri dan berjalan menuju kamarnya.

Dia sudah ada di dalam kamar dan merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, dia berusaha untuk memejamkan kedua matanya. Namun, dia tidak bisa dan dia pun akhirnya bangun dan berjalan ke luar dari kamar.

Altea berjalan ke luar dari rumah untuk menikmati udara di malam hari, dia berpikir mungkin dengan melakukan itu bisa membuatnya sedikit tenang. Dia pun berjalan menelusuri halaman rumah itu dan berjalan ke arah kandang kuda yang ada di sana.

Tanpa berpikir panjang dia melihat di dalam kandang itu ada beberapa kuda yang terlihat sangat sehat. Rupanya wanita itu bukan hanya memelihara sapi, dia melihat ada seekor kuda lalu berjalan mendekat dan mengelus-elus kepala kuda itu.

"Siapa yang datang di tengah malam seperti ini?" gumam Altea sembari berjalan ke luar dari kandang kuda.

Dia berjalan perlahan dan melihat sudah ada tiga mobil dan orang-orang pun ke luar dari dalam mobil. Dia menghitung jumlah mereka berkisar ada sepuluh orang, dia merasa ada yang aneh dengan mereka semua dan dia yakin jika mereka semua memiliki rencana buruk.

Seorang pria memberikan tanda pada orang-orang yang baru saja ke luar dari dalam mobil, tanda itu terlihat sangat jelas dan memberikan perintah untuk masuk ke dalam rumah. Altea berpikir apakah dirinya akan bergerak saat itu tetapi dia tidak memegang satu senjata pun di tangannya.

Dia berpikir sejenak dan dia pun berjalan dengan hati-hati menuju sebuah gudang yang ada di tengah-tengah kandang sapi dan kuda. Dia berpikir mungkin di sana dia bisa mendapatkan sesuatu yang bisa dia gunakan sebagai senjata.

"Apa yang harus kita lakukan?" tanya seseorang pada pria yang tadi memberikan perintah.

"Habisi semuanya dan buat ini sebagai kecelakaan," jawab pria itu sembari mengambil sebatang rokok yang ada di saku bajunya.

Pria itu pun mengatakan pada anak buahnya untuk membakar rumah itu dan beberapa anak buahnya sudah menyiapkan bensin untuk membakar rumah itu. Mereka pun mulai bergerak dan menyiramkan bensin ke rumah itu.

Altea yang sudah ada di dalam gudang menemukan beberapa perkakas yang bisa dia gunakan sebagai senjata. Dia pun langsung mengambil itu dan berjalan ke luar, dia tidak akan membiarkan hal buruk terjadi pada wanita itu dan keluarganya.

"Apa yang kalian lakukan?" tanya Altea pada mereka semua.

Semua orang melihat ke arah Altea dan mereka tidak terkejut sedikit pun dan pria yang sedang menghisap rokok itu pun langsung menyuruh anak buahnya untuk menyerang Altea. Dia tidak akan membiarkan orang yang melihat semuanya hidup.

"Kalian tahu apa yang harus dilakukan bukan? Habisi dia dan setelah itu kita bakar rumah itu," ucap pria itu dengan santainya lalu dia bersandar pada mobilnya.