Pukul 23;00, malam yang menjelang dini hari. Tapi kesibukan melebihi hiruk pikuk di suasana fajar, di tambah dengan kecemasan yang terus saja menghantui, membuat mereka seakan teekucur keringat se besar biji jagung karena kerja kerasnya yang belum membuahkan hasil.
Malam itu menjadi penentu sebuah kecemasan, berhari-hari harus menahan ketakutan tanpa ada kabar yang jelas. Semua terasa berbeda saat salah satu dari mereka ada yang sedang merasakan Luka, seakan semua adalah beban bersama.
Di ruangan yang Katanya tempat terkhusus untuk pasien kritis itu terbuka sebab kehadiran Vino, ia masuk Setelah menekan tombol sesuai prosedur dari satpam. Kemudian pintu itu terbuka otomatis, dan banyak pasang mata yang tertuju ke arah Vino juga otomatis.