Angin ikut berlarian mencari dedaunan yang bergerak lebih cepat, seakan memintanya untuk menunggu lalu terbang bersama-sama. Tanpa ada kebersamaan memang jalan seakan buntu, tanpa pelengkap sebagai petunjuk.
Sore yang berhiaskan dengan mega merah dari arah barat, seakan sudah lelah dan ingin menelungkupkan cahaya remang itu. Dan tidak lama mereka juga silih berganti perlahan menghilang, lalu berubah menjadi kegelapan malam yang pekat, dan tidak ada penerangan kecuali usaha penghuni bumi itu sendiri.
"May, itu suara kamu kan?" Tebak Vino yang sedang mendengar suara isak tangis,memang suara itu begitu sering ia dengar. Tetapi pada saat suara itu berubah menjadi tangis, Vino hilang ingatanya hanya untuk sekedar mengingat siapa sebenarnya pemilik suara itu