Pagi itu, untuk pertama kalinya dalam sejarah hidup, May bolos sekolah bukan karena hal yang sangat mendesak. Biasanya, meskipun sakit asal tidak parah, dia selalu menyempatkan diri untuk sekolah.
Dia merasa tidak menjadi orang yang kaya raya dan tidak good looking. Kekuatan terbesar dia hanya di otak dan kerja keras. Dia sangat percaya bahwa kerja keras tak pantang menyerah pasti akan menampakan hasil.
Namun kali ini untuk pertama kalinya dia bolos sekolah hanya karena urusan hati. Dia masih belum ingin bertemu dengan Vino. Tidak, tidak salah sama dia sama sekali. bukan salahnya Kalau akhirnya dia memilih untuk mencintai Anne, perempuan yang multitalenta dan nyaris sempurna.
Apalagi dalam keadaan sakit. Siapa tahu itu bisa menjadi obat yang paling mujarab untuk Anne. Yah, bukankah sebagai sahabat tidak masalah jika dia harus mengorbankan hatinya?