Senja, May berjuang hingga sampai di titik petang. Melawan beberapa sosok yang membuatnya sangat lelah untuk meraih hatinya, demi mama Anne May harus bekerja keras waktu itu.
May seakan akan menemukan Jalan setelah di pertemukan dengan dokter itu, cara bicaranya yang sangat menghargainya, juga ada tanda-tanda ingin membantu May untuk bertemu dengan pasienya yang bernama bu Sulistiani itu.
"Anaknya di rumah sakit dek? Bu Sulistiani sudah tau belum?" Tanya Dokter itu sangat panik, padahal dia bukan sebagian dari keluarga Anne, bahkan kenal saja tidak. Kemudian ia sedikit mundur untuk mengintip bu Sulistiani dari bawah, yang sedang berada di kamar lantai dua. Bu Sulistiani masih sibuk dengan ponselnya, sambil menata timun di matanya dengan mengganti yang baru.