Kecepatan berlari May ternyata jauh dari perkiraan Vino, ia berusaha mengejar dengan langkah tercepatnya. Jaraknya lumayan jauh, tapi punggung May masih bisa di pantau oleh Vino dari belakang. Sambil terus berteriak memanggil-manggil nama May, karena percuma dia berlari kencang, tau rumahnya Anne May belum tentu.
"May!" Panggilnya keras sambil melambaikan tanganya, benar-benar May adalah wanita gesit. Yang susah sekali di kejar, bukan masalah mengejar hatinya tapi pelarianya. Semakin jauh May dari pantauan Vino, nafas Vino semakin menipis dan sesak. Ia memilih berhenti dan menekuk lututnya lalu bersimpuh kelelahan. May sudah tidak bisa di jangkau lagi, bayanganya sudah hilang bersama berputarnya waktu.