Bendungan air mata sudah hampir rubuh saat Anne mengatakan hal yang sangat menyanyat itu, bagaimana Vino bisa menjelasakan tanpa menyakiti hati Anne. Dengan kebenaranya yang mamanya lebih mementingkan perkerjaanya di banding putri tunggalnya, putri tunggal yang tak pernah bisa terganti. Tidak bisa di cari kemana-mana lagi, dan hanya ada satu-satunya di dunia.
May belum mengerti apa-apa, karena Vino tidak menceritakan awal kejadian. Sehingga May hanya bisa menebak dan bingung, di dekati Anne yang terlihat seperti kesusahan untuk mengatakan sesuatu. Dan memberi kode kepada Vino agar ia tetap professional menjaga kondisi Anne agar tidak down lagi, yaitu menghindarkan Anne dari rasa sterss.
Mungkin karena Anne sudah menunggu cukup lama, bibirnya mulai terbuka dan mengulang apa yang sudah ia katakan pertama kali."Mamaku mana?" Ucapnya terbata-bata sambil mengelap keringat dinginya.