Belum pernah air mata itu mengalir sederas membanjiri pipi mama Vino di senja itu, hatinya begitu menyanyat sebab dirinya sendiri. Dunianya yang seakan paling indah mendadak hancur dan tidak berharga, sore itu mama Vino baru mengenal anaknya dengan baik. Karenanya ia menjadi mengerti bahwa dirinya sendiri lebih berharga dari pada harta.
Vino tidak melepaskan pelukan itu, ia juga membalas dengan pelukan hangat. Ia biarkan mamanya memeluk puas, isak tangisnya terus terdengar dari mulut di dekat telinga Vino.
Pundaknya Vino belai lembut, sambil berbisik menenangkan tangis mamanya yang semakin mendalam. Memang menurut Vino selama ini mamanya tidak terlalu memikirkan baik tidaknya untuk diri sendiri, ia hanya bersikukuh apapun demi mendapat uang.