Dunia kembali menyapa May dengan kehangantanya, matahari bersinar menghangatkan tubuhnya yang memang kedinginan pagi itu. Angin-angin juga memilih untuk diam saat ada May berjalan di dekatnya.
Pasti Luka itu berbekas, dan akan sulit tertutup hanya dengan waktu yang singkat. Ia akan ber angsur sembuh dengan beriringnua waktu, sesuai bagaimana ia menata hatinya. Ia terlalu larut atau mungkin sebaliknya.
Hati May terkadang masih mengingat kejadian itu, tapi ia harus pandai-pandai menepisnya sendiri. Seualas senyum harus ia pasang baik-baik demi menjaga hatinya dari keterpurukan.
May melewati trotoar panjang, ia memang berniat untuk berjalan kaki ke sekolah. Biarpun jauh itu akan bisa menghibur dirinya, angin pagi berhembus pelan, membuat mood nya kembali bersemangat dengan tubuh yang segar.