Cicak-cicak di dinding bambu mbok inem itu juga ikut panik lalu barlari dengan merangkak ke atas, bersembunyi di sela-sela penggapit genting.
Tubuh May tertangkap lemari yang berdiri di samping pintu, dengan tangan merentang menahan tubuhnya yang hampir terpeleset. Muka kantuk masih tersisa di kelopak mata mbok inem, dia menguap berkali-kali sambil menapuk-napuk matanya.
Pandanganya sedikit kabur, lalu di raih kacamata plus itu dari bawah bantal. Saat sudah terlihat jelas sosok May yang ada di depanya itu, mbok inem langsung melempar se botol minyak angin ke arah May, berteriak lalu berlari mengejarnya.
Mereka kejar-kejaran hanya mencangkup seisi ruangan mbok inem, dengan membawa sapu ditanganya dan berteriak meminta May untuk berhenti.
"Berhenti kamu, anak kurang ajar!!" Teriak mbok inem kesal, meski jalanya sedikit terseot ia tetap bersemangat menangkap anak ingusan itu.
