Klonteng baru saja membubarkan itik-itik itu dari sarangnya, mereka terlepas dari jerujinya lalu berhamburan membebaskan dirinya masing-masing dengan berlarian di tengah lapangan.
Lapangan yang luas itu hampir tidak muat akibat terlalu banyak jumlah penghuni, mereka rela berdesakan untuk mendapatkan posisi paling depan agar segera bisa keluar dari gerbang. Memang siang itu terasa sangat menyengat, keringat bercucuran di mana-mana, tubuh pun terasa lemas dan dehidrasi.
Pohon jambu di sebelah taman itu sedang menemani May, dia duduk sendiri sambil memangku dagunya dengan kedua tanganya. Pandanganya lurus ke depan menyorot ramainya sambil pintu gerbang, sepedanya terparkir di barisan paling depan,sehingga sulit jika harus mengambil sekarang, tidak ada pilihan lain selain May harus menunggu keadaan kembali sepi.
"Ngelak rek (Haus)" Keluh May sambil menapuk-napuk lehernya itu, yang sepesel pun tidak singgah di sakunya, apalagi stok air minum di botolnya sudah ludes habis dari pagi.