Di tengah perjalanan pulang, Vino mencoba membuka percakapan tentunya tanpa pembahasan mendiang bapaknya. Agar May bisa sedikit terhibur dan tidak terus-menerus larut. Namun, di awal percakapan May sudah menangis lagi, meskipun ia sudah berusaha menahan tapi air matanya harus mewakili perasaanya.
"Mau tidak Kita mampir ke taman waktu Kita kehujanan kemarin, di sana ada yang jualan bakpaw enak banget" Vino menawarkan sesuatu yang belum pasti itu ada, yang terpenting ia bisa sedikit demi sedikit mengalihkan fikiran May.
"Aku tidak berselera ke mana-mana kak" Jawab May tidak bersemangat.
ま"Terus mau pulang ke rumah?" Tanya Vino sa mbil mencomot satu lembar tissue dan memberikan ke May.
"Tidak mau pulang ke rumah"
Ahirnya Vino mengurangi kecepatan laju mobilnya, agar bisa memperpanjang waktu perjalanan ke rumah May. Saat tiba melewati taman itu Vino tanpa se izin May, ia berbelok dan memakirkan mobilnya di depan air mancur besar.