Vino masih tidak menyangka dengan musibah yang menimpa May, takdir memang datang tiba-tiba, tanpa bisa di tebak apalagi di pastikan.
Tubuh Vino menjadi pemopang May di kursi depan ruang jenazah, May sangat terpukul dengan kepergian bapaknya, dia belum bisa menerima semuanya. Tidak lama kemudian, kak Ahmad keluar dari kamar jenazah, keluar tanpa ada lagi harapan. Lalu kaget melihat sosok adiknya yang ambruk di pangkuan Vino, dia begitu panik lalu mendatangi May dan Vino.
"Adik ku kenapa?" Kak Ahmad melepas topinya dan bergegas meraih tubuh May.
"Dari tadi pingsan kak, bangun sebentar lalu pingsan lagi" Ucap Vino sambil mengangkat kepala May, Vino belum sempat berfikir bahwa kak Ahmad adalah kakak May.
Kak Ahmad mencium kening adiknya, dengan rasa sayang yang sangat dalam. Mencium tanganya, lalu kembali mencium keningnya lagi. Vino sedikit tersanjung melihat perlakuan kakak terhadap adiknya yang sangat istimewa itu.