Dering HP vira berbunyi lagi, tampaknya robert benar benar ingin telfonnya di angkat sama vira.
" siapa sih vir, kok nggak kamu angkat kasian lo penting mungkin, sampek menelepon berkali kali gitu, "
vira enggan menjawab pertanyaan Ilham langsung, namun karna vira yang berhadapan dengan ilham dan jarak duduknya pun tedak terlalu jauh, vira hanya membalikan layar hpnya ke arah ilham, menunjukkan no siapa yang lagi nelfon dia. melihat itu ilham menarik kepalanya ke blakang sedikit dan menoleh ke arah kirinya yaitu ke arah doni.
" Robert don,, "
ucap ilham lirih ke arah doni sambil menutup sebagian mulutnya dengan telapak tanganya. doni menahan nafasnya sejenak dan mulutnya terbuka sedang, kelihatan betul karakter mendomblenya tanpa sadar doni justru menjadi fokus pemandangan orang orang di sekitarnya.
" ya udah angkat aja vir, bilang aja kalau kamu lagi sibuk sama ibukmu, nggak usah kamu bilang kalo kami lagi di sini, ntar malah jadi panjang urusanya " sahut doni seketika ndomblenya di hentikan dengan kata kata saran untuk vira. setelah menoleh ke semua pasang mata orang orang di sekitarnya termasuk ibuknya, vira pun akhirnya mengangkat telfon dari robert.
" halo vir, " suara lantang itu langsung terdengar dari dalam trlfon.
" halo,,, "
" vira, maaf ya atas sikap ku tadi di sekolah, beneran aku nggak bermaksud berbuat kasar ama kamu, cuman itu tadi rasa emosi sepontan aku, aku nggak bisa kontrol vir," saat vira mengangkat telfonnya robert langsung mengucapkan banyak kata kata, yang pada intinya ia ingin minta maaf ke vira, atas sikapnya tadi siang di sekolah, dan itu di dengarkan oleh ibuknya vira, ilham dan doni bahkan ayahnya pun mungkin juga mendengar ucapan ucapan robert tadi, karna suara telfonya di lospeker, vira terdiam sesaat monoleh kanan dan kirinya.
" iya udah ga papa bert, aku maafin kamu atas kejadian tadi di sekolah, tapi ingat jangan kamu ulangi lagi,"
" iya vir, aku janji gak bakalan ulangin lagi, o iya vir lagi ngapain,,?"
" ini lagi sama ibuk, ya udah ya sampai jumpa besok,".
vira segera mengahiri telfonya sebelum Robert menanyakan banyak lagi pertanyaan padanya.
" siapa vir,? "
ibuknya sidikit heran dengan teman yang barusan menelfonya. vira pun tersenyum lebar dan memeluk ibuknya dari saping dan mengatakan secara halus kalau itu adalah anak kelas tiga juga temanya ilham dan doni.
" kayaknya udah malam ini, kami pamit pulang dulu ya vir, " ucap ilham sambil merapikan jaketnya.
" iya udah, makasih ya kalian udah mau repot repot jenguk ayah ku ke rumah sakit "
" iya hati hati di jalan ya, ga usah ngebut ngebut kalo bawa motor, " timpal ibuknya vira.
" iya buk, " serentak ilham dan doni menjawab dan segera berjabat tangan untuk pamitan pulang.
Malam itu vira dan ibuknya tidur di lantai menggelar tikar dan menggunakan bantal yang di bawa dari rumah. tepat samping ayahnya di rawat.
sedang ilham dan doni pulang dari menjenguk ayahnya vira di rumah sakit, sekitar pukul 21 : 35 wib, di perjalanan pulang sudah mulai sepi, tidak terlalu padat kendaraan yang melintasi jalan.
" ham, ku lihat kamu udah mulai ada posisi ya di keluarganya vira, "
" maksud kamu posisi, gimana don,? "
jawab ilham membuka kaca helmnya.
" aku liat liat, ibuknya vira udah mulai simpati ama kamu ham, "
" ah bisa aja kamu don, "
" Beneran, vira pun kliatanya sudah mulai welcome "
mendengar clotehan temanya itu ilham malah tertawa terbahak bahak, ia merasa doni lagi nglantur ngomong yang macem macem karna udah ngantuk. tengah asyik ngobrol sambil nyetir tiba tiba ilham ngerem mendadak. sehingga membuat doni terdorong ke depan dari belakang.
" hampir aja, "
"apa'an sih kamu ham, main ngerem mendadak aja, bikin aku jantungan"
" tuh liat, "
ilham menunjuk dengan jari telunjuknya ke arah bawah ban depan sepeda motornya. ada pecahan botol di tengah jalan.
" wah kerjaan siapa ini malem malem naruh pecahan botol di tengah jalan. "
gumam doni sambil turun dari sepeda motor dan menyingkirkan pecahan botol itu. lalu mereka melanjutkan perjalanan mereka. karna malam itu malam minggu, tak lupa mereka mampir nongkrong di cafe tempat biasa mereka nongkrong.
" kita nongkrong dulu aja ya don, "
" ok, siap boss,,"
jawab doni semangat, ketika belum selesai ajakan Ilham di ucapkan, doni sudah langsung menjawabnya dengan penuh semangat. karna satu hal yang buat doni semangat untuk di ajak nongkrong di cafe itu adalah, ada salah satu barista cewek, di cafe itu yang jadi incaranya. setiap kali ilham ngajak ke cafe itu, tak pernah ada katak tidak.
tak lama kemudian mereka sudah sampai di cafe, dan langsung menuju tempat duduk faforit mereka yaitu di meja 13.
sesat mereka duduk barista incaranya doni pun datang membawakan menu kopi dan camilan sambil tersenyum manis, membuat doni adem panas di buatnya. memandangi senyum manis itu.
" malam mas, mau pesan apa ya?"
" malam,, "
jawab doni lugas, dan tetap memandangi senyum manis si cewek barista itu tak berkedip sama sekali, sambil nerima menu makanan yang di sodorkan padanya. ilham melirik respon temanya itu saat barista menawarkan, seperti ada yang lagi semangat nih.
" don, " senggol lutut kaki lham ke kaki doni. Doni pun langsung menunjukan kopi dan cemilan yang ia inginkan, ilham hanya mengikuti apa yang di pesanan doni tidak memesan hal yang beda dari doni. barista itu segera membuatkan apa yang mereka pesan.
" kamu sukak ya,, " tanya ilham pada doni yang masih asyik memandang barista itu.
" gimana ham, aku sukak,,? haha"
" udah ngaku aja, cantik lo "
" tapi gimana caranya ham, aku nggak brani "
" haha, doni doni, brani sukak harus brani ngomong dong "
karna cafe tempat mereka nongkrong buka sampai tengah malam. maka malam itu mereka habiskan untuk begadang sampai larut malam.
keesokan harinya, ilham bangun kesiangan. saat mamanya sudah sibuk di dapur dan semua kerepotan rumah ilham masih tidur.
" ara, kakak mu udah bangun belum,? " melihat kamar yang masih tertutup, mamanya menanyakan ke ara.
" ga tau ya ma, kok masih tertutup kamarnya, mungkin belum ma, "
" bangunin gih, kakak mu udah siang ini suruh sholat dulu"
" iya ma, "
ara mengetuk pintu kamar kakanya berkali kali namun ilham tetap tidak bangun. karna setiap tidur ilham tidak pernah mengunci kamarnya, akhirnya ara membukanya dan masuk ke dalam kamar kakaknya.
" kak bangun kak, udah siang nih, " panggil panggil ara sambil menggoyang goyangkan kaki kakaknya. sampai beberapa kali akhirnya ilham pun terbangun dan terkejut kalau pagi itu ia bangun kesiangan, karna biasanya ia selalu bangun subuh dan ikut mamanya jama'ah sholat subuh di masjid.
lanjut bab selanjutnya kuy,,,,,!