Sebuah kecupan manja dari Aura menepi di pipi seorang Ibu yang kini kulitnya telah mulai terdapat lempitan-lempitan kecil.
"Aura pergi dulu ya Buk, assalamualaikum," pamit Aura dan langsung berjalan keluar dengan langkah nya yang tampak anggun.
"Waalaikumsalam," jawab Ibu.
Saat itu matahari masih menyembunyikan sinarnya, namun Aura sangat semangat pergi untuk segera bertemu Fahri, rasa rindu itu begitu dalam sehingga membuatnya ingin segera sampai di tempat tujuan.
Udara yang sejuk, embun yang masih membasahi dedaunan pada bunga-bunga yang berada di area makam, Aura kini telah sampai di makam, ia tidak sendiri, karena meski masih pagi banyak warga yang berjalan-jalan untuk olahraga di area makam.
Rasanya kini Aura semakin rapuh, ia merasa tak punya semangat hidup untuk melangkah kedepan nya lagi, karena kedua orang tua yang dulu selalu mendukung nya di setiap keadaan apapun, namun tidak untuk saat ini, mereka sangat menolak keras permintaan Aura yang sangat di inginkan nya itu.