Zalina tersentak dari lamunannya ketika sipir itu mengalihkan perhatiannya. "Em ... eh iya ..." ucap Zalina gugup setelah tersadar kembali dari lamunannya.
Marcella dan Reinard pun berdiri dari tempat duduknya. Mereka menatap pada Zalina, dan perlahan menyapanya. "Sudah lama sekali kita tidak bertemu Tante, maafkan Marcella baru bisa berkunjung kemari," lirih Marcella memeluk Zalina.
Zalina diam seketika mematung, tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun dari mulutnya. 'Benarkah ini Marcella? Kenapa dia sangat baik sama aku, padahal kan selama ini aku sudah sangat jahat kepadanya,' batin Zalina tersentuh dengan perlakuan keponakannya itu.
Marcella terus menangis di pelukan Zalina, dia merasa kasihan pada Zalina yang tidak terurus dengan penampilan lusuh, badan pun terlihat kurus kerontang bak ranting di tengah kemarau panjang.
Tangan Zalina terasa kaku tidak bisa digerakkan seperti bertolak belakang dengan suasana hatinya.