Marcella menatap sendu pada makam Tuan Mahardika, sambil menyandar kepalanya dibahu Reinard.
"Kamu harus bisa mengikhlaskannya Cell, aku yakin Papamu sudah tenang sekarang!" ujarnya menguatkan Marcella dengan tangan mengusap puncak kepala Marcella.
"Ya ... kamu benar Rei, aku harus mengikhlaskan kepergian papa!" lirihnya.
Perlahan Reinard berjongkok di depan makam Tuan Mahardika, sambil menatap batu nisan itu lalu berkata padanya. "Aku berjanji padamu Om, aku akan selalu menjaga dan melindungi Putrimu ini! Tidurlah dengan tenang kau tak perlu mengkhawatirkannya!" ucap Reinard.
Kemudian, Reinard mengajak Marcella untuk pulang ke rumah, lantaran langit sudah menghitam pertanda hari akan segera berganti malam. "Sudah ya... ayo kita pulang!" ajaknya pada Marcella.
Marcella bangun dari tempat berjongkok, dan mengikuti langkah Reinard yang sudah berdiri lebih dulu.
"Ayo cepat masuk!" ucap Reinard setelah sampai di depan mobilnya.