Suara handphone berdering mengganggu gendang telinganya
"apaan sih ini ganggu "
ia pun mengambil handphone yang tergeletak di atas meja riasnya
"hallo siapa ini" sambil menguap
" lo udah lupa suara gue yang cetar ini"
Devi berdecak " ish...ini orang brisik banget" sambil menjauhkan handphonenya
" ada apaan tika, lagi kesambet ya lo malem malem telpon gue ganggu orang tidur aja lo" devi dengan wajah yang masam
"haha santai woy santai... gue kesepian nih bonyok (bokap nyokap) lagi pergi terus si doi di sms gak di bales di telpon gak di angkat...nyesek gue"
" innanilahiwainalilahhi rojiun... ikut terharu " acting seperti orang menangis
" gila, pinter pinter tapi kadang otak geser ya... dikira ada orang meninggal apa... pake innanilahiwainalilahhi rojiun segala... "
" lagian jam segini telepon kurang kerjaan ya lo, sini nih gue punya kerjaan ngepel, nyuci, nyetrika "
" HELLO...ya kali dikira ngelamar kerja jadi pembantu apah, lama lama pengin gue sumpel kaos
kaki lo"
Gelak tawa pun pecah mengisi ruang kamar
" bwahaha..."
"Ketawa lagi...gak lucu tau"
"Yeee...suka suka gue dong" devi tertawa puas dalam kemenangan
"Gosh... mulai lagi si otak geser"
"Ish apaan si lo ga nyambung... udah yah gue mau sleeping beuty" berlagak tak peduli
langsung menutup telepon dan kembali tidur yang sempat tertuda beberapa jam
__
Sadaritadi Mama Vina mengetuk ngetuk pintu di depan kamar anaknya
" devi ayo bangun ini udah jam berapa nanti telat loh "
sampai beberapa menit tak ada jawaban dan
vina berseru lagi kini dengan suara lantang melebihi suara toa
" Deviiiiiii...!!!"
" iyaaa... mah udah bangun..." devi yang belum sepenuhnya sadar
Devi mengejap ngejapkan matanya sambil menguap lagi lagi dan lagi ia pun kembali terlelap mencari posisi yang senyaman mungkin
Selang beberapa menit
yang tadinya malas malasan bangun melihat jam sudah pukul 06.30 matanya langsung melotot seakan kedua bola matanya mau copot
"Buset dah..." memegangi keningnya kesal
"Pake acara tadi tidur lagi sih..." mengacak acak rambutnya dengan kesal
ia pun langsung bergegas ke arah kamar mandi sambil bergumam
" mampus nih gue bakalan telat lagi"
Ia pun bersiap siap dan tak lupa ia memoles sedikit bibirnya dengan lipsgloss
Ia menuruni anak tangga dengan terburu buru menuju ruang makan menghampiri Toni dan Vina yang tengah sarapan
"Mah,pah devi berangkat dulu"
"Sayang nggak sarapan dulu mamah udah siapin loh"
"Maaf yah mah devi lagi buru buru udah telat nih"
"Deviii..."
"Iyaa mah ada apa lagi devi lagi buru buru nih"
"Kamu mau berangkat sekolah apa mau main ?... ko nggak pake sepatu ?..." kata vina
Sambil melihat kebawah untuk memastikannya "Ups...iya lupa hehe..." devi pun bergegas kembali ke kamar untuk mengambil sepasang sepatu miliknya
Toni dan Vina menggeleng gelengkan kepala melihat tingkah laku anak bungsu mereka
"Tuh pah lihat anak kamu... gini nih kalo lagi telat ada aja yang ketinggalan" kata vina
"Mah udah lah itu juga anak kamu juga..." sahut toni
Devi keluar dari kamarnya sudah siap berangkat sekolah tidak seperti tadi yang awut awutan ga jelas, ia bergegas ke lantai bawah menemui vina dan toni
"Pah,mah devi berangkat dulu dah" melambaikan tangan tanda kepergian
"Devi ga bareng aja sama Doni kaka kamu" sahut toni
"Males lah pah berangkat sekolah sama kak doni" memutar mutar bola matanya
( Doni Prasetyo adalah anak sulung dari pernikahan Toni Prasetyo dan Vina Rantika
Nama Prasetyo dijadikan nama perusahaannya yang dikenal sukses menggeluti dunia Perkebunan Teh Yang Dinamai Teh Prasetyo )
"Idih gue juga males kali berangkat sama lo" doni yang kala itu berjalan akan menuju bagasi mobil
" Husss... jangan bilang kaya gitu... kalian kan kaka beradik tuh yang akur ehh... ini malah kaya Tom dan Jerry " vina angkat bicara sambil berjalan menghampiri anaknya yang lagi adu mulut
"Udah lah mah aku males bareng kak doni soalnya kak doni itu..." devi langsung menutupi mulutnya yang hampir keceplosan lalu melihat ekspresi doni yang tampaknya langsung berubah
"Soalnya aku mau berangkat sekolah sama temen iya temen cowok" doni langsung menyahut penuh kebohongan dengan gugup
"Iya lho bener temen cowok" vina memastikan yang dikatakan anak sulungnya benar
"Iya bener mah" doni menunjukan jarinya dengan huruf V
"Temen cewek juga ga papa kan kamu juga udah dewasa" vina yang menyindir doni sambil senyum senyum kala itu
"Hiii...orang temen cowok juga" doni yang kala itu berbohong di dalam hatinya berkata " orang mau jemput safira pacar gue"
Devi hanya menyimak percakapan Vina dan Doni dengan bosan tanpa menghiraukan mereka devi berjalan pergi menaiki taxi yang sudah dipesannya dari beberapa jam yang lalu
"Ya udah mah doni berangkat dulu" sambil cium tangan ibunya
"Bareng tuh sama adek kamu" vina yang mencari cari devi kala itu
"Orang devinya udah berangkat tadi naik taxi" sahut doni.
Doni beranjak menaiki mobil jazz miliknya yang di beli setahun yang lalu dihari ulang tahunnya
"Owh iya udah sana berangkat takut telat" kata vina
doni langsung menancap pedal gasnya tanda keberangkatan
___
Sesampainya di depan sekolah suasananya sepi tidak ada siswa yang berlalu lalang karena bel sudah masuk namun gerbang tidak sepenuhnya tertutup dan masih diberi celah untuk bisa masuk
"Syukur...masih bisa masuk" tersenyum kemenangan
Devi yang kala itu berjalan mengendap ngendap supaya tidak ketauan guru
"Deviii... mau kemana
kamu" bu bina memanggil dengan aura seperti biasanya menyeramkan dari sebagian siswa
bu bina adalah salah satu guru yang mengurusi murid murid yang tidak disiplin ia termasuk guru killer
" ish...aduh ada bu bina sial banget gue hari ini... TIKAAA !!! gara gara loh gue jadi TELAAAT " sambil mengingat kejadian tadi malam
" I...iya bu ada apa " berlagak seperti tidak ada masalah yang menimpanya
"Kamu ikut ibu ke ruang BP sekarang" dengan penuh penegasan
Devi bergumam " benar dugaan gue...haduh tamat riwayat gue " sambil menggarukan tengkuknya yang sepertinya tidak gatal
"Sini kamu,sudah beberapa kali ibu melihat kamu telat terus minggu minggu ini " dengan penekanan seru dan lantang
"Maaf bu sa...sa..." devi yang belum selesai bicara langsung terpotong dengan suara bu bina yang bikin bulu kuduk merinding
"Kamu ibu hukum hormat bendera sampai bel istirahat selesai" penuh penekanan
"Yah bu..., beri keringanan hukuman yah bu" sambil memohon mohon agar diberi keringan
"Ibu tambah sampai bel pulang" rasa emosional tengah memuncak
"Iya iya bu damai damai" sambil menggerakan tangannya tanda piss dan pergi untuk melaksanakaan hukuman
"Buset dah...ini lapangan makin siang makin panas banget... lama lama gue udah kaya ayam di panggang matang nih enak kali ya" sambil mengibas ngibaskan telapak tangannya dan berimajinasi seakan ia sedang lahap memakan ayam panggang
Bel istirahat pun terdengar membuyarkan imajinasi yang tengah ia bangun beberapa jam yang lalu
devi yang sejak dari tadi setia hormat kepada sang merah putih di bawah teriknya sinar matahari
"huft... akhirnya hukuman kelar" sambil menyapu keringat yang menetes sadari tadi
Devi berjalan dengan gontai menelusuri koridor kelas dan secara tidak sengaja menabrak salah satu dari segerombolan anak cowok diantaranya vino, dika, akbar dan satu lagi yang paling di idolakan para cewek di sekolahannya siapa lagi kalau bukan robbi
"Awww..." devi reflek memegangi sebelah bahunya yang dirasa sakit
Robbi berlagak tidak peduli seakan tidak terjadi apa apa, dan melanjutkan jalannya bersama teman temannya tanpa menghiraukan devi yang tengah kesakitan akibat ia tabrak
Devi langsung berceloteh dengan emosi yang meluap luap dari kejauhan
"Woyyy...lo yang udah nabrak gue punya mata liat liat dong...minta maaf kek langsung pergi aja... gak ada rasa manusiawi lo !!!"
Robbi pun berhenti sejenak tidak melanjutkan jalannya ketika mendengar ocehan devi yang tak jauh di belakangnya ia pum langsung berbalik arah berjalan menuju tempat dimana seseorang yang dirasa memanggilnya
Vino berseru" eh boss lo mau kemana"
"Udah lo pada duluan, gue nanti nyusul ada urusan sebentar sama tuh cewek" robbi yang menyuruh teman temannya pergi terlebih dahulu
Robbi melangkah dengan santai tapi pasti selangkah demi selangkah tanpa henti menghampiri sampai di hadapannya dan ia mulai mengarahkan devi berjalan mundur sampai terpojok di sudut tembok lalu mendekatkan wajahnya mendekat mendekat semakin mendekat lalu menatap devi begitu lekat lekat semakin lama
Robi mendekat dan berbisik "Udah ngomongnya..." dengan suara berat diikuti tatapan mata yang tajam
Sampai beberapa menit hening
Devi hanya diam tidak berkutik wajahnya pun semerah tomat hanya bisa bergumam dalam hati "sssttt... sial"
Robbi pun perlahan mulai menjauhkan wajahnya lalu tersenyum simpul tanda kemenangan dan melanjutkan jalannya yang sempat tertunda
Devi menelan salivanya dengan kasar mengingat kejadian beberapa menit yang lalu disaat ia menatap wajah robbi yang hanya berjarak beberapa senti darinya
"Kenapa jantung gue deg degan gini yah" sambil memegangi dadanya yang berdetak begitu kencang
"Enggak enggak gue kok jadi kaya gini sih...gue benci lo Robiiii...!!!" devi memukul mukul kepalanya yang tak pusing sambil menghentak hentakan kakinya
Tika yang tak sengaja melihat tingkah laku devi langsung menghampirinya
"Eh...lagi ngapain lo disini nungguin pak oneng yah..." gelak tawa pun pecah
(Pak oneng adalah petugas kebersihan di sekolah)
"Apaan si lo... tadi gue ketemu robbi" devi yang keceplosan bicara langsung menutupi mulutnya
"Apa robbi yang ganteng itu kan " tika yang menjerit histeris mendengar nama Robbi
"Tika... stop oke jangan lebay deh" devi langsung menutup telinganya dan pergi meninggalkan tika yang sedang bahagia dalam imajinasinya
" ehh...gue di tinggalin sih Deviiiiii !!!" tika memanggil devi yang sudah beranjak pergi entah kemana
Bersambung...
___