Percakapan Kamil dan pak Nano lewat telepon.
"Assalamu'alaikum mil..", pak Nano memberikan salam pada Kamil.
"Wa'alaikumussalam pak..", Kamil menjawab salam dari pak Nano.
"Kamu kemana saja sih mil, kok tadi bapak telepon gak di angkat-angkat, kenapa?", tanya pak Nano.
"Nyari Junior pak, pak apa benar Kamil Junior di kantor polisi?", tanya Kamil juga.
"Iya benar Junior ada di kantor polisi, tadi ada polisi ke rumah bapak, kamu dan Titah ke kantor polisi ya bapak tunggu di sana, ada beberapa hal yang ingin bapak bicarakan dengan kamu di rumah bapak, ini mengenai anak kalian, Kamil Junior", jawab pak Nano.
"Iya pak, Kamil dan Titah siap-siap dulu ya, nanti kita ketemu di sana", kata Kamil.
"Ya sudah gitu saja ya mil, assalamu'alaikum", sambung pak Nano dan pak Nano memberikan salam pada Kamil.
"Iya pak, wa'alaikumussalam", Kamil menjawab salam dari pak Nano.
**
Di rumah Kamil,
Masih di depan rumah..
"Titah ku sayang, kita siap-siap yuk", kata Kamil yang mengajak Titah pergi ke kantor polisi.
"Loh mau kemana mas?", tanya Titah.
"Ke kantor polisi", jawab Kamil.
"Mi, Citra ikut ya", kata Citra yang tidak mau di tinggal Kamil dan Titah.
"Ya sudah sana kamu siap-siap, Renal dan Silvy di rumah saja ya", kata Kamil lagi.
"Iya bi..", seru Renal dan Silvy.
"Jo, Paijo..", seru Titah yang memanggil Paijo.
"Inggih bu Kamil"
(Iya bu Kamil), jawab Paijo.
"Panjenengan siap-siap ugi nuwun, tumut kita panjenengan reksa Citra nuwun, kawula ugi garwa nembe wonten urusan wigatos soalnya"
(Kamu siap-siap juga ya, ikut kita kamu jaga Citra ya, saya dan suami sedang ada urusan penting soalnya), pinta Titah.
"Laksanakan bu Kamil", Paijo melaksanakan perintah dari Titah.
Di kantor polisi..
"Selamat sore pak, maaf bapak ini.. ?", tanya pak polisi.
"Saya kakeknya Kamil junior", jawab pak Nano.
"Oh kakeknya Kamil Junior, silahkan pak..", kata pak polisi lagi.
"Saya ingin mengurusi kebebasan cucu saya, tunggu ayahnya dan pengacara saya ya pak..", kata pak Nano lagi.
"Baik pak, silahkan tunggu di sini saja", kata pak polisi lagi.
"Selamat sore pak Nano", seru pak teguh.
"Selamat sore juga pak Teguh", sambung pak Nano.
"Baik langsung saya proses saja ya pak, untuk kebebasan Kamil Junior, cucu bapak"
"Iya pak.., diajeng.."
"Inggih kangmas.."
(Iya kangmas..)
"Tolong telepon Titah atau Kamil, ketemu di rumah saja, di kantor polisi sudah saya urus semua gitu ya"
"Inggih kangmas.."
(Iya kangmas..)
Di mobil Kamil..
"Eeh..", Kamil merasakan getaran dari hpnya.
"Kenapa mas?", tanya Titah.
"Hp ku getar sayang", jawab Kamil.
"Oh..", seru Titah.
"Sayang tolong angkatin dong, kayanya ibu deh sayang yang telepon", Kamil meminta Titah mengangkat hpnya yang mendapatkan telepon dari ibu mertuanya.
"Iya mas, Titah angkat telepon dari ibu mas.."
**
Percakapan Titah dan bu Sri lewat telepon.
"Assalamu'alaikum bun..", Titah memberikan salam pada bu Sri.
"Wa'alaikumussalam neng..", bu Sri menjawab salam dari Titah.
"Kenapa bunda?", tanya Titah.
"Kamu dimana neng?", tanya bu Sri lagi.
"Di jalan, kan di suruh bapak ke kantor polisi tadi bun", jawab Titah.
"Gak usah ke kantor polisi neng, langsung saja ke rumah bapak"
"Kok gitu kenapa?", tanya Titah lagi.
"Sudah bapak urus bersama dengan pengacaranya neng, sebentar lagi bapak, bunda, dan Kamil Junior pulang kok", jawab bu Sri.
"Oh.., ya sudah bun, nanti Titah bilang ke mas Kamil ya bun"
"Iya neng, gitu saja ya neng, assalamu'alaikum", bu Sri memberikan salam pada Titah.
"Wa'alaikumussalam bunda", Titah menjawab salam dari bu Sri.
**
Di mobil Kamil lagi..
"Mas, kata bunda langsung ke rumah bapak saja, gak usah ke kantor polisi", kata Titah yang memberitahu suaminya.
"Oh oke, berarti kita lurus saja ya", sambung Kamil.
Di rumah pak Nano
Di ruang keluarga..
"Kamu di sini dulu, tunggu umi dan abi mu", kata pak Nano.
"Iya kung..", seru Kamil junior.
"Kangmas, sepertinya ada yang datang, tunggu sebentar ya saya lihat dulu", kata bu Sri.
"Nggih diajeng"
(Ya diajeng), seru pak Nano.
Di mobil Kamil lagi..
"Sampai..", seru Kamil.
"Kok kita ke rumah kakung sih bi..?", tanya Citra.
"Iya Citra, karena kakak kamu ada di rumah kakung, sudah turun yuk..", jawab Kamil.
"Oh, iya bi..", seru Citra.
Di rumah pak Nano
Di depan rumah..
"Assalamu'alaikum", Citra, Kamil, dan Titah memberikan salam pada bu Sri.
"Wa'alaikumussalam", bu Sri menjawab salam dari Titah, Kamil, dan Citra.
"Uti..", sorak Citra yang lari dan memeluk neneknya.
"Citra..", sorak bu Sri juga yang lari dan memeluk cucunya.
"Junior mana bunda ?", tanya Kamil.
"Di ruang keluarga bersama bapak, yuk masuk ke dalam", jawab bu Sri.
Di ruang keluarga lagi..
"Assalamu'alaikum", bu Sri, Kamil, Titah, dan Citra memberikan salam pada pak Nano dan Kamil.
"Wa'alaikumussalam", Kamil junior dan pak Nano menjawab salam dari bu Sri, Kamil, Titah, dan Citra.
"Nah tuh dia abi dan umi mu..", kata pak Nano.
"Junior sini kamu..", kata Kamil yang marah pada anaknya.
"Iya bi..", seru Kamil junior.
"Kamu itu ya buat ulah lagi, abi capek melihat kelakuan kamu, abi sudah putuskan akan mengirim kamu ke pesantren kakekmu, di Sukabumi", kata Kamil yang masih marah pada anaknya.
"Tapi bi, mi..", sambung Kamil junior yang mencari alasan agar tidak di kirim ke pesantren.
"Maaf Junior, umi tidak bisa membantu kamu, karena itu sudah keputusan dari abi mu", sambung Titah juga yang tidak bisa membantu anaknya.
"Tapi umi, abi..", kata Kamil junior.
"Aah.., sudah jangan mencari-cari alasan lagi, sekarang kamu ikut abi pulang ke rumah, hayuk, mi, sekarang kita pulang.., pak, kami pulang ya", kata Kamil yang pamit pada mertuanya.
"Iya mil.., mil satu lagi sebelum kamu pulang", sambung pak Nano.
"Kamu bicarakan dengan anakmu dengan baik-baik, dan jangan sampai kasar pada anak-anakmu ketika sampai di rumah nanti", kata pak Nano yang menasehati menantunya.
"Iya pak, tenang saja saya tidak akan pernah berbuat kasar pada anak saya sendiri", sambung Kamil.
"Ya sudah hati-hati di jalan ya, Junior kamu naik mobil abi saja, motor kamu biar nanti di antar Samsul", kata pak Nano lagi.
"Iya kakung, uti, aku pulang ya", kata Kamil junior pamit pulang pada kakek dan nenek nya.
"Iya hati-hati di jalan", kata bu Sri.
"Iya uti..", seru Kamil junior.
"Assalamu'alaikum", Kamil junior, Citra, Titah, dan Kamil memberikan salam pada pak Nano dan bu Sri.
"Wa'alaikumussalam", pak Nano dan bu Sri menjawab salam dari Kamil junior, Citra, Titah, dan Kamil.
Kamil junior pun pulang bersama orang tuanya dan adiknya, sesampainya di rumah Kamil langsung meminta asisten rumah tangga nya mengepaki barang-barangnya, karena mereka sekeluarga akan pindah ke pesantren yang baru di Bandung.
Di rumah Kamil,
Di ruang tengah..
"Duduk kamu di situ, Cengek, Paijo, Purnomo..", kata Kamil dan Kamil memanggil asisten rumah tangga nya.
"Inggih pak Kamil.."
(Iya pak Kamil..), jawab Paijo dan Purnomo.
"Muhun pak Kamil"
(Iya pak Kamil), jawab Cengek.
"Kalian bantu saya untuk membereskan barang-barang saya dan keluarga, satu lagi jangan sampai lupa barang-barang kalian juga ya, karena kita akan pindah ke pesantren yang baru saja di bangun oleh kakek saya di Bandung", kata Kamil.
"Oh siap pak Kamil..", seru Cengek, Paijo, dan Purnomo.
"Sayang, kita ke kamar yuk, kita bereskan barang-barang kita juga, biar besok pagi tinggal masukin ke mobil dan gak buru-buru", kata Kamil.
"Yuk, mas.., oh ya kalian juga bantu beres-beres lik jo, lik Pur, dan bi Cengek", sambung Titah.
"Siap umi..", seru anak-anak Kamil.