Chapter 2 - Episode 1

(Maaf jika ada kesamaan nama dan daerah mohon jangan di ambil hati. Karena ini hanyalah cerita fiktif belaka)

****

Jangan Lupa like and ❤ Biar semangat Authornya

****

Di pedalaman pulau sumatra Di sebuah kota kecil di lereng gunung Masurai, suasana terlihat semarak banyak orang orang lalu lalang, semua mereka memakai pakayan bagus dan terlihat memancarkan kegembiraan dari wajah mereka. Hari ini adalah perayaan milinium 2000.

Tahun dua ribu diyakini penduduk kota kecil tersebut merupakan milenium trendy, dimana pada milenium ini akan terjadi banyak perubahan yang sangat pantastis dalam beberapa hal seperti kemajuan teknologi, mistis dan spiritual, dan munculnya generasi yang sangat unggul dalam potensi diri sebagai pribadi yang sempurna yang menguasai berbagai keahlian yang tak pernah ada sebelumnya.

Kota Tapus merupakan sebuah kota kecil di wilayah lereng Masurai, kota ini agak terisolir. Di kota ini juga terlihat kesibukan penduduk merayakan datangnya milenium trendi, konon kabarnya kepercayaan ini telah ada turun temurun semenjak 3000 tahun yang lalu.

Dari cerita turun temurun mengatakan Penduduk kota Tapus adalah keturunan bangsawan dari Yaman di Timur Tengah, yang dulunya di perintah oleh Ratu Saba, yang populer pada zaman Nabi Sulaiman. Karena itu nama mereka juga sangat terpengaruh oleh nama orang Timur Tengah.

Di tengah kota di sebuah rumah megah terlihat kesibukan masyarakat yang berkunjung dari pagi hingga malam tak habis habisnya. Kartu ucapan selamat milenium trendy berdatangan dari sanak famili dan kenalan di luar kota.

Pemilik rumah adalah abi Daud yang merupakan orang kaya di kota Tapus, bahkan karena kayanya dia di gelari pemilik Cincin Pintak Pinto. Menurut legenda yang di ceritakan turun temurun cincin pintak pinto merupakan cincin tempat meminta, dimana jika sang pemilik meminta sesuatu maka apa yang di minta akan selalu ada.

Suasana di rumah Abu Daud sangat rame seperti akan ada pesta. Benar sepertinya umi Sarah istri abu Daud baru saja melahirkan anak pertama, seorang bayi laki laki yang lahir di hari masuknya milenium trendy. di samping merayakan milinium trendy, meraka juga bermaksut melaksanakan syukuran atas kelahiran anaknya.

Abi Daud duduk meladeni tamu yang datang dan pergi, sebagaimana adat Kota Tapus tamu yang datang kebanyakan membawa juga beras, minyak makan, gula dan kopi untuk keperluan tuan rumah selama pesta. umumnya para tamu mengucapkan selamat atas kelahiran anak abu Daud, dan ucapan Selamat melenium trendi untuk keluarga mereka.

Di samping abu Daud duduk Sultan Murod, ayah abi Daud yang merupakan kakek sang bayi. Sultan Murod terlihat sangat gembira bagaimana tidak saat pertama kali melihat cucunya, tiba tiba cucunya yang baru saja di balut kain oleh bidan membuka matanya seakan memperhatikan kakeknya lalu dari bibirnya mengembang senyum yang sangat menggemaskan.

"Haha ha ha, benar benar cucu kakek, merupakan generasi milinium trendy, baru lahir sudah bisa senyum" ujar Sultan Murod kesenangan.

Seorang tamu remaja yang hadir bersama mereka bertanya pada Sultan Murod.

"Kakek Murod... kenapa tahun dua ribu sangat istimewa bagi penduduk Kota Tapus, sementara masyarakat di luar Kota Tapus tidak merayakan milinuim dua ribu sebagai mana penduduk di sini memulyakannya?" tanya anak muda yang duduk di samping sultan Murod.

"Tahun 2000 adalah milenium trendi, diyakini nenek moyang kita bahwa pada millinium ini akan lahir generasi generasi hebat, yang menguasai teknologi, ekonomi, spiritual yang mistis, dan berbagai keahlian kunopun akan bangkit di milenium ini." ujar Sultan Murod membuka percakapan.

"Generasi mereka sangat hebat mereka akan menguasai ilmu ilmu tinggi baik yang nyata atau yang goib, pada milenium ini akan muncul al Mahdi dan al masih yang akan menghukum raja kejahatan sekalian mengakgiri zaman kedholiman dan memulai zaman trendy yang memakmurkan bumi dan menegakkan keadilan di muka bumi. Saya yakin cucuku akan menemui masa masa ini" sambung Sultan Murod.

Putra abu Daud di beri nama Ahmad Albara. Di panggil Albara, perlakuan keluarga besar Sultan Murod terhadap Albara sangat istimewa, semua mereka sangat sayang pada Albara, mereka berebut ingin mengasuh Albara sehingga Albara diperlakukan seperti pangeran di zaman kerajaan.

*****

Di kota tapus ada dua kekuarga kaya yang sangat berpengaruh yakni keluarga Abu Hamid dan keluarga Abu daud. Mereka berdua memiliki kekayaan yang sangat berlebih di banding keluarga lainya. Mereka secara alami seperti ada persaingan pengaruh di tengah masyarakat Kita Tapus. Demikian yang terjadi saat Umi Sarah istri Abu Daud dan Umi Zakiah istri Abu Hamid bertemu dalam acara kenduri adat, pemotongan kerbau putih (Istilah motong kerbau saat menyambut hari raya idul fitri)

"Saya pengennya borong separo kerbau putih untuk kami, tapi panitia tidak boleh" Kata umi Zakiah sabil berkipas kipas, lalu melirik ibu ibu yang hadir.

"Mana bisa begitu umi, kasihan yang lain kan perlu daging juga saat lebaran" timpal umi sarah.

"Kan banyak yang belum bayar, dari pada batal, biar saya borong gitu maksudnya" Umi Zakiah memonyongkan bibirnya.

"Umi Zakiah, Ayahnya Laila juga belum bayar apa bisa umi tamggulangi dulu nanti setelah lebaran kami ganti" ibu Romi memelas sambil menatap anaknya yang sebaya Albara di pangkuanya.

"Enak saja, sumimu Syahroni kerja apa sih. Perasaan tiap tahun di tanggulangi coba sebelum puasa sudah siap siap" umi Zakiah berkelit.

Ibu Romi terdiam mukanya merah menahan malu, melihat ini umi Sarah memberikan uang dua ratus ribu secara diam diam pada ibu Romi.

"Udah kamu bayar, gak usah di ganti" kata umi Sarah.

"Terima kasih umi Sarah saya titip Laila sebentar" kata ibu Romi lalu menghampiri panitia bantai Adat.

Laila Anaknya ibu Romi berusia dua tahun sebaya Albara anaknya Umi Sarah.

"nnnnn hek hek hek" Laila menangis saat ibunya pergi meninggalkannya, Albara yang ada di sampingnya seperti mencoba menghibur dengan memberikan mainan mobil mobilannya pada Laila. Mendapat mainan Laila pun diam asik bermain dengan Albara.

Saat mereka Asik bermain tiba tiba Khoiril anak umi Zakiah menghampirinya, lalu merebut mobil mobilan di tangan Laila, lalu berlari kembali ke pelukan ibunya.

"Hoa hoa hoa hoa" kembali Laila menangis.

Albara berlari mengejar Khoiril dan merebut kembali mainan yang di rampas Khoiril. Khoiril yang berusia empat tahun balik mengejar Albara, karena usianya jauh di atas Albara dengan mudah dia mendapatkan Albara.

"Buk buk buk buk" Khoiril memukuli Albara.

"Ahhhh hik hik hik" raung Albara sejenak, lalu menerkam Khoiril berikutnya Albara menggigit lengan Khoiril dengan geram.

"Aduh... ibu hek hek hek" Khoiril menangis sangat kencang.

Umi Zakiah yang tadinya membiarkan anaknya memukul Albara, bangkit menghampiri Albara lalu di sentakkanya dengan keras hingga terpental kepalannya menabrak tembok.

"Hhhhhhhh hhhhhhh hhhhh" Albara menangis tanpa suara.

Ruangan menjadi bising dengan tangisan Khoiril dan Laila.

"Anak siapa ini.. kurang ajar tidak bisa mendidik anak" umi Zakiah membawa Khoiril pergi meninggalkan acara.

Umi sarah juga menghampiri Albara yang masih menangis tanpa suara.

"anak... hoo anak apanya yang sakit nak" umi sarah menghembus kepala Albara yang sudah bengkak sebesar telur bebek. Air mata umi Sarah mengalir di pipinya saat anaknya masih menangis tak bersuara. Bidan desa segera mengkompres kepala Albara, hingga beberapa detik barulah suara Albara terdengar.

Semenjak kejadian tersebut persaingan Antara keluarga Abu Daud dan Abu Hamid berubah menjadi permusuhan.

****

Tak terasa Albara sudah berumur empat tahun. Saatnya Albara akan tidur terpisah dari orang tuanya. Dalam adat Kota Tapus saat anak akan pisah tidur dengan orang tuanya mereka akan di temani pengasuh malam. Fungsi pengasuh adalah memulai didikan malam untuk mencetak karakter anak melalui dongeng dan cerita sebelum tidur.

Pendidikan malam untuk Albara di percayakan pada umi Kalsum adik dari Sultan Murod, malam itu di rumah abi Daud terlihat lampu petromak di nyalakan dari pukul 7 malam. Sehabis sholat isa Umi Kalsum mulai pembimbing Albara kekamarnya. setelah mereka di kamar umi Kalsum mulai mendongeng

"Nenek punya cerita kancil apa Albara pengen dengar?" tanya umi Kalsum pada Albara.

Di samping mulai memberi pelajaran budi pekerti melalui dongeng umi Kalsum juga bertanggung jawab menidurkan Albara. Pendidikan ini berlangsung selama 2 tahun hingga Albara memasuki umur sekolah dasar. Albara mengangguk dan umi Kalsum pun mulai bercerita.

"Pada zaman dahulu kala seekor kancil yang cerdik, saat terik matahari sangat panas si kancil merasa sangat haus lalu pergi ke sebuah sungai berniat untuk minum... " umi Kalsum memulai dongengnya.

"Tiba tiba kancil melihat harimau di belakangnya yang juga menuju sungai, kancil tertegun sejenak" umi Kalsum melanjutkan.

"tunggu aku makan sirih dulu" ucap umi Kalsum sambil melipat sirih yang sudah di beri kapur dan pinang.

Dongeng dilanjutkan setelah cerita kancil di lanjutkan dengan legenda pangeran yang bijaksana hingga akhirnya Albara tertidur. Malam berikutnya secara rutin tiap malam umi Kalsum menceritakan cerita daerah, cerita para nabi, orang sholeh dan cerita cerita orang baik yang heroik.

Cerita demi cerita umi Kalsum dengan tabah menyampaikan pada Albara. Tak terasa dua tahun berlalu, cerita umi Kalsum sangat membekas dalam ingatan Albara sebagai ingatan pertama yang mengisi memori otaknya adalah, "BAHWA ORANG BAIK AKAN MENEMUI AKHIR YANG BAIK".