"Ak-aku nggak bisa, aku nggak bisa jaga anak-anak sendiri. Aku butuh kamu, aku mau kita rawat anak-anak kita sama-sama."
"K-kamu pasti bisa.."
"Sayang.."
"Sshh.. S-sakit s-sayang..."
Garrel menunduk kepala. Apakah ia harus mengizinkan Rachel untuk istirahat panjangnya?
Sungguh ia sendiri pun tidak kuat melihat Rachel kesakitan seperti ini.
"Sakit ya sayang?"
Rachel mengangguk. "S-sakit banget -Rel.." jawab Rachel sambil meremas dadanya.
"M-maafin aku ya karena aku udah egois minta kamu untuk bertahan."
"K-kamu nggak perlu m-minta maaf."
Garrel menggeleng kepala. "Nggak, aku udah egois. Maafin aku.."
"I-iya.."
"Ak--ku boleh isti-rahat?"
Garrel bergeming. Rahangnya mengeras. Ia memejamkan matanya erat dengan berat hati ia mengatakan, "iya.. Aku.. Izinin kamu istirahat.."
Rachel tersenyum tipis. "M-makasih... B-boleh ak-ku peluk?"
Garrel mengangguk. Ia langsung memeluk Rachel dengan erat. Rachel tiba-tiba terbatuk hingga mengeluarkan darah dan mengotori baju Garrel.