Garrel menggertakan rahangnya. "Tolong Rachel om, aku mohon. Aku belum siap dia pergi."
"Pasti, Rel. Om kembali masuk lagi ya?"
Garrel dan Brandon mengangguk. Dellon kembali memasuki ruangan. Garrel menatap celah pada jendela ruangan yang tertutupi oleh gorden dengan sendu.
Ia bisa melihat dua orang suster sedang men-chek keadaan Rachel.
Tangan Brandon menyentuh pundak Garrel. "Gue tau lo pasti sayang dan cinta banget sama Rachel tapi ada satu hal yang pengin gue kasih tau ke lo Rel," ujar Brandon.
Garrel tidak menjawab, cowok itu masih menatap ke arah celah jendela ruangan.
"Apapun yang terjadi sama Rachel nanti lo harus siap, dek," lanjutnya.
Garrel menoleh, tatapannya berubah menjadi sinis pada sang abang. "Maksud lo apa ngomong kaya gitu, hah?" cetus Garrel. Ia melepas tangan Brandon dari pundaknya.
"Tadi lo bilang Rachel bakalan baik-baik aja sekarang lo bilang gue harus siap apapun yang bakalan terjadi sama Rachel?"