Memang Nadia sebaiknya menjauh jika tidak ingin Razka dikeluarkan dari sekolah ini. Tapi, rasanya tidak adil menjauhi Razka yang tidak melakukan kesalahan apapun.
Hari-hari sebelumnya, Razka berusaha menghibur Nadia lewat chat, tapi Nadia mengabaikannya. Razka juga selalu mencoba untuk menelepon Nadia, tapi Nadia tidak pernah mengangkat telepon dari Razka.
"Malam itu, untuk pertama kalinya aku lihat kamu nangis. Ternyata karena kamu kehilangan Kakek kamu?" tanya Razka yang hanya diabaikan oleh Nadia. "Maaf karena gak bisa benar-benar ada di samping kamu saat kamu sedih."
Kamu gak salah, Razka.
"Tapi, aku bangga sama kamu. Meskipun kamu masih berduka, kamu mau bantuin Marsha. Aku dengar dari anak-anak yang lain."
Nadia meneguk air mineral setelah makanan yang diberikan oleh Marsha sudah habis.
"Razka, untuk sekarang aku minta tolong sama kamu untuk jauhin aku, ya?" Nadia menatap kekasihnya itu. Di saat itulah dia bisa melihat Razka menatapnya dengan penuh kebingungan.
