Saat Gina mengetahui nya, Gina tentu sangat marah pada Matthew. Ia tidak menyangka kalau kakak yang paling ia sayang bisa berbuat seperti itu padanya.
Dan saat itulah penderitaan Gina dimulai.
Gina menarik napasnya dalam. Tidak, ia tidak boleh menangis. Ia bangkit berdiri dan segera pulang dengan angkutan umum yang lewat.
Tidak lama angkot yang menuju arah rumahnya lewat, Gina memberhentikan angkot itu dan langsung menaiki nya.
Di angkot hanya ada 5 orang penumpang. 2 orang penumpang bapak-bapak dan 3 nya lagi ibu-ibu dan Gina.
Gina duduk di paling belakang. Ia membuka kaca angkot itu dan menghirup udara malam yang baru saja di basahi oleh air hujan.
Sejuk. Itulah yang Gina rasakan.
Gina merasakan perlahan angkot yang ia naiki berhenti karena lampu merah. Gina menatap keluar jendela angkot, padahal jam sudah menunjukan pukul setengah sebelas malam tapi jalanan masih ramai.
