"Papa?"
"Iya nak ini papa. Al kenapa bisa sakit, hm?" Garrel merapikan rambut Al yang menghalangi mata Al.
"Apa ini benar papa Al? Al sedang tidak bermimpi kan?" gumam Al.
Garrel menggeleng kepala. "Nggak sayang, ini papa. Papa nya Al benaran ada di sini. Al kenapa bisa sakit?"
Bukannya menjawab Al menangis histeris. Ia langsung memeluk leher Garrel. Garrel tertegun Al memeluknya. Ia bisa merasakan tubuh Al yang sangat panas di lehernya.
"Hiks... Papa... Al rindu dengan papa.. Papa jangan pergi..." lirih Al.
Garrel menelan salivanya. Ia membalas pelukan Al. Ini adalah pelukan pertama bagi Garrel bisa memeluk putra nya setelah sekian lama.
"Iya... Papa juga rindu dengan Al.. Papa nggak akan pergi dari Al, papa selalu ada buat Al... Jangan sakit lagi ya nak, papa ada di sini untuk Al..." jawab Garrel. Ia memejamkan matanya menahan tangis.
"Akhirnya Al bisa bertemu dengan papa.. Papa jangan pergi, Al ingin bersama papa... Al ingin tinggal bersama papa dan kakak... Hiks..."
