Axel memasuki rumahnya dengan tergesa-gesa. Ia sudah menghubungi orang suruhannya untuk mengambil Al dari rumah sakit dan membawa Al ke tempat yang sudah ia suruh.
Sekarang ia ingin membereskan baju-bajunya dan segera pergi dari rumah ini. Ia sudah sangat tidak betah untuk bertahan di tempat penuh kehampaan ini.
Namun langkahnya terhenti saat melihat Atmaja duduk di ruang tengah bersama Pak Tama dan seorang wanita paruh baya yang tidak asing dengannya.
"Bunda Ester?"
Wanita paruh baya itu menoleh bersamaan dengan Atmaja dan Pak Tama.
Bunda Ester tersenyum ramah pada Axel. Axel semakin mendekatkan langkahnya.
"Nak Axel," sapa Bunda Ester.
"Kalian saling kenal?" tanya Atmaja.
"Iya, Pak Atmaja. Saya pengelola Panti Harapan dan Nak Axel pernah berkunjung ke sana bersama organisasi kampusnya," jawab Bunda Ester.
"Jadi anda pengelola Panti Harapan?" tanya Atmaja.
Ya, ia tahu panti itu panti yang diperuntukkan anak-anak yang mengidap penyakit keras.