Garrel memejamkan matanya sejenak, suasana haru dan rindu pun menyelimuti mereka.
Garrel kemudian menatap langit. "Marsha, lo bisa lihat kan dari atas sana kalau di sini kita semua rindu sama lo. Lo baik-baik aja kan di sana?" lirih Garrel.
Di sisi lain Jessica sudah menitikan air mata. Ia rindu Marsha.
Tidak hanya Jessica sama beberapa murid lain dan guru-guru juga ikut menitikan air mata.
Garrel menarik napasnya dalam. "Untuk mengenang mendiang Marsha dan untuk mengingat kebersamaan kita, gue pengin menyanyikan satu lagu untuk kita semua."
Dimas--salah satu anggota OSIS memberikan gitar untuk Garrel. Cowok itu memang sudah merencakan ini kemarin.
Setelah kabel penyampung gitar ke speaker sudah siap. Garrel mulai memetik senar gitar dengan lembut.
***
Sepulang dari sekolah Garrel, Arga, Jessica dan beberapa teman mereka yang lain datang berziarah ke makam Marsha.
Mereka menaburkan bunga pada gundukan tanah itu. Jessica mengusap batu marmer itu dengan sendu.