Matahari pagi sudah terbit menerangi bumi. Dan di kamar bernuansa putih itu sudah ada sosok seorang gadis sedang berdiri di atas bangku dan ada tali tambang yang menggantung di depannya.
Luka lebam masih terlihat jelas di sekujur tubuhnya. Matanya bengkak dan bibir nya sangat pucat seperti mayat.
Seculas senyuman terukir di wajahnya. Mengingat betapa menyedihkan hidupnya saat ini.
"Papa... Mama... Udah nggak peduli lagi sama gue. Jadi buat apalagi gue hidup? Yang ada cuma luka yang gue dapat dari papa.." monolognya.
Marsha pun mengingat kejadian semalam. Dimana Arsel berlaku kasar padanya dan mengatakan kalau cowok itu hanya memanfaatkannya saja.
"Ini kan yang kamu mau Sel? Kamu mau aku pergi kan? Iya aku bakalan pergi... bersama anak kita.." lirih Marsha sambil mengelus perutnya yang sedikit membuncit.
Ya, Marsha sekarang ini sedang hamil anak Arsel. Kejadian yang tidak pernah terlupakan itu terjadi saat dimana Arsel bilang kalau dia mencintai Marsha.
