"Lama," Andra memotong ucapan Aliya.
"Gue belom selesai ngomong."
"Yaudah ngomong."
"Lo motong terus ucapan gue."
"Lo lama abisnya."
"Yaudah diem."
"Cepetan. Abis waktu gue."
"Lo mau mati?"
"Stop..."
"Gak guna banget kalian debat. Kayak bocah tau gak sih," Devan meninggikan suaranya. La benar-benar kesal dengan perdebatan tidak berguna itu.
"Kak Aliya lo lama banget sih. Waktu kita abis Cuma gara-gara nunggu ucapan lo."
Setelah itu Devan langsung melanjutkan ucapannya. "Dan buat lo Ndra. Diem Kak Aliya mungkin lagi mikir dare nya apa."
"Yaudah dare nya apa? Gitu aja lama banget," cibir Andra.
"Dare nya lo harus nurutin semua kemauan gue," Andra diam. Menuruti semua keinginan Aliya? Apa gadis itu akan meminta banyak uang? Sepertinya tidak, gadis itu tampak tak terlalu peduli dengan uang. Fikiran Andra sudah dipenuhi segala keinginan buruk Aliya yang akan diberikan kepadanya.
"Ganti," titah Andra. Aliya menggeleng. "Gak bisa." "Ya harus bisa lah."