Kata Vano. Jika, Vano menjemput Liya pasti ia juga akan mengantarkan Liya pulang. Seperti kali ini. Mereka berdua bersiap akan meninggalkan sekolah.
"Liya," panggil Vano.
Liya yang sedang mengaca pun menjauhkan wajahnya dari spion motor Vano. "Hm?"
"Aku minta maaf," kata Vano tiba-tiba.
La menatap Liya dalam. Kalimat itu diucap benar-benar penuh penyesalan. Sebenarnya dari sikap baik Liya yang langsung memaafkannya tanpa banyak pikir malah membuat Vano risau. Bisa-bisanya Liya mau dengan Vano yang sudah jelas bersalah.
Liya menaikkan sebelah alisnya. "Buat apa, Van? Jangan minta maaf terus, aku udah maafin kamu kok."
Vano menggeleng. "Kamu pernah nangis gara-gara aku, kamu sakit hati karena aku. Seharusnya Cuma kata maaf nggak buat kamu maafin aku, Liya."