Kevin menarik salah satu sudut bibirnya. Senyum itu seakan mewakilkan kecurigaannya selama ini. "Udah gue duga." Liya menatap Kevin.
"Terus ngapain lo nangis?" tanya Kevin. Liya membuang mukanya, malas untuk menjelaskan.
"Kenapa?" tanya Kevin lagi. Liya menaikkan kedua pundaknya. Kemudian ia merasakan matanya kembali memanas. Sekuat tenapa Liya menahan air matanya agar tidak kembali mengalir, tetapi ternyata tidak semudah itu. Air matanya berhasil menembus pertahanan Liya.
Kevin yang melihat Liya meneteskan air mata pun malah dibuat bingung. "Lo ngapain nangis? Di apain Shellia?"
Liya masih setia menatap arah lain, lalu menutup mulut dengan satu tangannya. Pertanyaan Kevin malah membuat air mata Liya bertambah deras. Kemudian Liya menggeleng menjawab pertanyaan Kevin. "Bukan Shellia, tapi Vano."
Tatapan tak percaya yang pertama kali Liya dapatkan saat menatap wajah Kevin.
"Lo di apain sama dia?" Rahang Kevin mengeras, ia menahan emosinya.