"Mah, Liya ke kamar ya mau tidur, kata Liya ke mamanya.
"Iya, sana," jawab Rani.
Liya menuju kamarnya, meninggalkan mamanya yang masih menonton televisi sendirian.
Sebenarnya ia belum mengantuk. Kejadian manis yang di berikan Vano membuatnya masih tersenyum sekarang.
Liya menutup pintu kamarnya. Malam ini mungkin dirinya akan sulit untuk tertidur. Membayangkan senyum manis Vano saja dirinya sudah berbunga-bunga.
Liya merebahkan tubuhnya. Benar saja, senyuman Liya seperti permanen. Sedari tadi ia mengembangkan senyumnya sesampai Alvin mempertanyakan akan hal itu.
Liya membenarkan posisi tidurnya. Berniat untuk tidur walaupun belum mengantuk. Gadis itu berusaha memejamkan matanya, tapi selalu saja gagal, bayang-bayang Vano rasanya enggan untuk menghilang dari pikiran Liya.
Jarum jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Liya mencoba lagi memejamkan matanya. Dan akhirnya ia benar-benar tertidur.
***