Liya menatap sekitar, sedari masuk ke lingkungan sekolah, hampir seluruh siswa menatapnya dengan tatapan aneh. Seolah-olah Liya telah melakukan hal yang sangat fatal. Dia mengerutkan kening nya bingung.
Ada apa, sih?
Liya mencoba untuk tidak terlalu memedulikannya dan berjalan memasuki kelas yang sudah ramai. Liya melihat Riska dan Vira yang melambaikan tangannya.
"Kok berangkat siang?" tanya Riska heran.
"Bangunnya kesiangan," jawab Liya. "Eh, ada apa sih kok pada ngelihatin gue gitu?" lanjut Liya.
"Ngelihatin gimana?" tanya Vira tak paham.
"Kayanya biasa aja tuh," jawab Riska. "Tadi di luar, bukan di sini," sahut Liya.
Riska menaikkan bahunya. "Nggak tau."
"Rara belum berangkat?" tanya Liya lagi.
Vira menggeleng. "Belum."
"Liya!" panggil Riola keras, padahal jarak Liya dan diri nya tak terlalu jauh.
Liya menatap Riola kesal. "Apa?"
Riola mengkode dengan tangannya agar Liya mendekat. Liya memutar bola matanya malas, kemudian mau tak mau memilih mendekat.