"Hai, Vano!" Sapaan itu keluar dari mulut Liya. Vano tak menanggapinya langsung keluar dari kelas. Mulutnya malas untuk berucap.
Liya melunturkan senyumnya tak menyangka akan sedingin itu respon Vano. Ardan, Sevan, dan Kevin tiba-tiba sudah berada di depan Liya.
"Liya lo jangan sedih ya gue sama temen-temen akan bujuk Vano supaya nggak cuek-cuek sama lo," kata Kevin menghibur.
Liya mengangguk. "Makasih."
"Nggak usah makasih kali. Kalo gue lihat lo bahagia, gue akan ikut bahagia kok," jawab Kevin.
Ardan dan Sevan menatap Kevin. "Dasar bucin!" katanya bersamaan.
Liya terkekeh pelan. "Gue mau naruh ini di meja guru, gue duluan."
Setelah dari kelas Vano, Liya menuju ke kantin menyusul teman-temannya yang sekarang mungkin sudah menikmati makanannya masing-masing.
Liya memasuki pintu kantin dan mendapati Vano yang sedang duduk di salah satu kursi kantin dengan memainkan ponselnya.
Andai aja gue deket sama Vano pasti gue udah duduk di sampingnya.