"Gue sedih," kata Liya, ia membalikkan sendoknya, mengakhiri acara makannya dan memilih bertompang dagu.
"Kenapa lagi?" tanya Riska.
Vira melihat Liya yang sedang menghela napasnya kemudian ia berucap, "Vano lagi?" Liya mengangguk dan bergantian Vira yang menghela napasnya.
"Kenapa? Digantungin, di cuekin, atau ditolak?" ejek Rara.
Liya memajukan bibirnya sebal. "Seneng banget ngejek orang."
Rara terkekeh pelan. "Lagian kemarin lo seneng banget habis ketemu dia. Kok malah sekarang jadi gini, sih."
Liya menatap Rara. "Gue mau cerita, tapi males."
"Inget, Liya, dia bukan siapa-siapa lo. Jangan galau lah, belum jadi pacar aja udah galau apalagi kalo udah pacaran terus putus, galaunya nanti tujuh hari tujuh malam nanti," tambah Riska mengejek.
Liya memukul lengan Riska pelan. "Diem ih, berisik!" Liya menghela napas, lalu dengan perlahan ia menceritakan semuanya yang terjadi kemarin.
"Wah-wah, pantesan lo galaunya kebangetan," ucap Riska.