Cliera dan Gian berjalan beriringan menuju sekolah. Banyak pasang mata yang melirik mereka. Bagaimana tidak, seorang cewek seperti Cliera akrab dengan Gian yang terkenal tampan plus wakil ketua geng motor bernama Bargedoz. Benar-benar tidak bisa dipercaya.
"Iyan,"
Hmm."
"Nanti kita satu bis kan?"
"Gak tau, soalnya Pak Dadang yang handle, dia kan pembina acaranya."
Cliera mengerucutkan bibirnya. Kalau Gian tidak satu bis dengannya, lantas Cliera bersama siapa? Abigail? Aruna? Atau Keyla? Entahlah, Cliera sedikit risih dengan mereka, Abigail yang ceriwis dan tidak bisa diam, Aruna yang suka marah-marah, apalagi Keyla yang banyak bicara soal Nata. Teman-temannya tidak ada yang beres semua.
"Udah sana ke lapangan! Yang lain pasti lagi pada nunggu."
"Lo gimana?"
"Nanti gue nyusul, mau nyamperin anak-anak yang lain dulu sebentar."
Cliera tersenyum simpul lalu melambaikan tangan pada Gian. "Hati-hati di jalan Iyan."
"Ke dalam doang di ucapin hati-hati?"