"Ish, apaan sih lo!" kata Riska kesal pada Riola, pasalnya sedari tadi Riska diganggu oleh Riola. Sedangkan Riola tampak tak menggubris ucapan Riska dan terus mengganggunya.
Liya terkekeh melihat wajah Riska yang kesal.
"Riska," panggil Liya.
Riska yang masih sibuk berdebat dengan Riola pun tak mendengar panggilan Liya.
"Ris," panggil Liya lagi, ia mencoba bersabar, tetapi Riska masih saja tidak mendengar atau memang pura-pura untuk tidak mendengar. Dilihatnya Riska yang melempar kotak pensil ke arah Riola.
"RISKA!" panggil Liya sekali lagi. Namun, kali ini dengan suara lumayan keras.
Riska menoleh cepat. "Apaan? Telinga gue masih berfungsi dengan baik tau!"
"Idih, dipanggil aja nggak denger," bela Liya.
"Riola tuh, dari tadi usil aja!"
Riola yang namanya terpanggil pun kembali menoleh. "Apa!?"
Riska menatap malas ke arah Riola. "Ya napa!?"
"PMS ya lo, Ris," sela Liya.
Riska kembali menatap Liya. "Iya, emang, kenapa?"
Liya terkekeh. "Pantes galak."
