"Waktunya makan!"
Cliera mengernyitkan dahinya saat seseorang masuk dan mengganggu tidurnya. Dengan percaya dirinya, orang itu masuk seraya membawa nampan makan malamnya.
"Gimana? Udah enakan? Ada yang sakit? Obatnya udah diminum kan?"
Cliera Rayhan senyumnya, ini ketiga kalinya Rangga berkata seperti itu.
Tapi Cliera juga tak pernah bosan mendengarnya, apalagi ekspresi wajahnya yang terlihat cemas, ah kenapa imut sekali?
"Kok malah senyum sih? Aku nanya serius lho,"
"Lagi dong," pinta Cliera.
"Apanya yang lagi?"
"Yang tadi!" kesal Cliera
"Yang mana? Obatnya?"
Cliera berdecak kesal, "tau ah, gak peka banget sih!"
Rayhan terkekeh, "dih ngambek. Kenapa sih, sayang?"
AAHHH RAYHAN KOK BAGONG SIH? Baper gak kuat dong.
"Apa sih?!" Cliera menghempas tangan yang menyentuh pundaknya. "Jangan
pegang-pegang ya aku lagi marah!"
"Siapa yang megang coba? Kan dari tadi tangan aku bawa nampan."
