"Rayhan."
"Hah? Iya, kenapa Ra?"
"Kamu gak dengerin aku ngomong ya?" "Denger kok, denger."
"Masa? Coba ulang tadi aku ngomong apa?"
"Tadi, kamu ngomongin soal-"
"Tuh kan, kamu ngelamun. Orang aku gak ngomongin apa-apa Kok." Yura terkekeh kecil melihat Rayhan yang memasang tampang kikuknya. "Ngelamunin apa sih? Gak mau cerita sama aku? Atau, kamu pasti lagi mikirin Cli-"
"Aku laper nih, Ra. Kamu mau nitip makan gak? Atau kita keluar aja?" Yura tau Rayhan mengalihkan pembicaraan. Tapi tak apalah, Yura juga malas membahas tentang si Cliera-Cliera itu. Gadis itu selalu membuatnya penasaran dengan wajahnya, seperti apa sih sampai Rayhan saja berpaling padanya.
"Umm gak deh, aku lagi mager. Titip martabak telor aja, aku juga mau langsung pulang kayanya, kasian Arash takutnya udah bangun."
"Ooh yaudah, aku beli dulu ya."
Yura mengangguk singkat, melihat sosok Rayhan mulai menjauh dari pandangannya tak lama ponselnya bergetar. Bukan ponselnya melainkan ponsel milik Rayhan.